Kamis, 06 Maret 2014

Makna Hidup dari Sahabatku - Part 6





Secercah Harapan

Setiap malam. Yasmine menghabiskan malam-malamnya di klub malam. Dan selalu pulang di subuh hari dalam keadaan mabuk. Sharon yang melihat keadaan Yasmine pun sangat sedih. Dan tak bisa mencegat Yasmine.
Malam ini, sama seperti malam sebelumnya. Yasmine memacu mobilnya menuju klub malam. Tetapi, di pertengahan jalan dia hampir menabrak seorang nenek tua.  Syukur nenek tua tersebut tidak jadi tertabrak. Yasmine pun menolong nenek tua tersebut. yang sedang bergegas menuju suatu tempat.
“ maaf , aku tadi sedang tidak fokus”.
“ tidak mengapa, aku terburu-buru. Aku pergi dulu. Hati-hati”.
“ Nek, tunggu. Selendangmu terjatuh”.
“ terima kasih”.
“ kalau boleh aku tahu, apa yang membuat nenek sangat terburu-buru?”.
“ Allah telah memanggilku, aku takut terlambat. Tidakkah kamu mendengar panggilannya. Atau kamu mau ikut bersamaku ?”.
Yasmine hanya menggeleng dan mempersilahkan nenek tersebut pergi. Sebelum berpisah nenek itu, memberi tahu bahwa rumahnya di sekitar sini. Dan menyuruh Yasmine bila sempat untuk singgah ke rumahnya di lain waktu. 
Lama Yasmine melihat nenek tersebut pergi, sampai dari kejauhan bayangan nenek tersebut menghilang di pertigaan jalan. Lalu dia kembali ke dalam mobilnya. Terdiam dia melihat tingkah laku nenek tersebut. teringat olehnya Tina yang sering mengajaknya untuk sholat. Dan wajah Bu Lastri pun membayang di memorinya. Bu Lastri sering dahulu mengajaknya untuk sholat. Tetapi, dia selalu mengatakan untuk menundanya dan tak melakukannya hingga kini. Pening kepalanya memikirkan hal tersebut. dia memacu sedan volvonya kembali. Dan menuju klub malam. Malam ini dia banyak meneguk bir.
Malam ini dia, diantar oleh salah satu pelayan klub menuju rumahnya. Sharon yang dari tadi telah menunggunya langsung membawanya ke kamar dan memberikan uang tips kepada pelayan yang mengantar tersebut.
Seperti biasa, Sharon menyelimuti Yasmine. Tetapi, malam ini sungguh berbeda dengan malam sebelumnya. Biasanya Yasmine selalu mengingaukan kata-kata yang mengungkapkan rasa bersalahnya kepada kedua sahabatnya. Tetapi, kini dia mengingau yang berisi cercaan dan kebenciannya kepada Sang Pencipta. Sharon yang jarang sholat pun, merasa sedih melihatnya yang seperti tak percaya Tuhan.
“ Aku benci padamu Tuhan, Allah. Atau siapa dirimu itu. aku benci, Kenapa masih ada orang menyembah dan taat padamu. Padahal hidupnya selalu dibuat susah oleh-Mu”.
Walaupun kata-kata tersebut di ucapkan oleh Yasmine dibawah alam sadarnya, Sharon mengerti itulah isi hati Yasmine pada saat ini. Sangat kesepian dan tak memiliki semangat hidup. Sharon ingin mengembalikan Yasmine seperti dahulu kembali, hanya saja dia tidak tau harus melakukan apalagi.
Tiba-tiba Surti, pembantu baru. Mengetuk pintu kamar Yasmine. Dan mengatakan kepada Sharon bahwa dia barusan mendapat telpon dari nyonya Yulia, ibunya Yasmine yang mengabarkan bahwa dia kini telah di bandara dan sebentar lagi akan sampai di rumah. Sharon pun merasa sangat terkejut. Sebelumnya dia tidak pernah memberi kabar tentang kebiasaan buruk Yasmine akhir-akhir ini yang suka pergi ke klub malam.
Klakson mobil pun berbunyi. Pertanda nyonya rumah mereka yang telah lama tidak pulang, kini telah kembali. Para pembantu pun telah berbaris rapi di depan pintu rumah menyambutnya. Sharon berada pada posisi paling awal.
“ sudah lama aku tidak pulang, ternyata tidak banyak perubahan disini”. Jawabnya sambil memerhatikan rumahnya.
“ ya seperti yang Anda lihat, Nyonya”.
“ aku ada kabar baru”.
“ kalau boleh tau, apa itu, Nyonya ?”
“ aku sudah memutuskan untuk tinggal kembali disini”.
“ wah, itu adalah berita yang sangat mengembirakan. Tetapi”. Tiba-tiba Sharon berhenti berbicara.
“ tetapi, apa ?”
Sharon pun mengajak nyonya Yulia untuk bercerita di ruang kerja. Dan bercerita seluruh hal yang telah terjadi pada Yasmine. Setelah mengetahui semua hal yang terjadi pada putri tunggalnya. Yulia pun terdiam dan mendadak menyuruh Sharon keluar dari ruangan tersebut.
Diam-diam Sharon memerhatikan dari balik pintu yang tidak tertutup rapat. Terlihat olehnya nyonya Yulia yang sedih dan menangis tersedu-sedu sambil mengambil sebuah foto yang dari agendanya. Lama sekali nyonya Yulia memandang foto tersebut. Terlihat dari air mukanya. Nyonya Yulia sangat merasa bersalah pada putri tunggalnya. Dia pun keluar dari kamarnya dan menuju kamar Yasmine.
Sharon pun masih mengikuti nyonya Yulia dan memperhatikannya dari jauh. Setelah masuk ke kamar Yasmine. Sharon pun kembali mengamati tuannya tersebut dari balik pintu. Dan menguping penyesalan tuannya tersebut.
“ Yas. Maafkan mama, sayang. Ini semua karena mama yang terlalu sibuk dan tak sempat memberimu perhatian. Sehingga membuatmu seperti ini”. Yulia pun membelai rambut anaknya yang masih tertidur.
Melihat pemandangan tersebut, bule Indo-Belanda itu pun meneteskan air matanya. Dan berlalu menuju kamarnya.
***

Keesokan paginya, Yasmine terbangun. Setelah memaksa Yasmine untuk mandi, Sharon pun memaksanya untuk segera menuju ruang makan. Yasmine pun bingung dengan sikap Sharon yang biasanya lebih suka menyuruh pembantu membawa sarapan ke kamar. Tapi, kini memaksanya untuk sarapan di ruang makan.
Setiba di ruang makan, Yasmine terkejut ada seorang wanita yang ikut sarapan bersamanya yang sedang membaca koran sehingga menutupi wajahnya.
Sharon membantu Yasmine menuangkan susu dan memberikan sebuah sandwich yang masih hangat. Tanpa menghiraukan orang tersebut Yasmine langsung menyantap santap paginya tersebut dengan lahap. Memang dari kemarin malam dia belum mengisi perutnya.
Dalam waktu singkat Yasmine telah menghabiskan sarapannya. Dan ketika hendak pergi meninggalkan ruang makan. Wanita yang wajahnya tertutup oleh koran tersebut memanggilnya.
“ Ternyata, kamu masih belum berubah, masih suka sandwich dengan dadar yang separuh matang dan segelas susu putih untuk santap pagimu”.
Mendengar suara wanita tersebut, sontak Yasmine pun membalikkan tubuhnya. Terlihat olehnya sosok yang selama ini, yang selalu dia rindukan. Baru tadi malam dia merasa dia bermimpi ibunya membelai rambutnya. Ternyata, kini ibunya telah ada dihadapannya sedang sarapan bersamanya. Masih teringat oleh Yasmine, dulu ketika dengan mudahnya ibunya membatalkan acara makan malam mereka yang telah lama Yasmine jadwalkan. Air mata Yasmine pun menetes, tak kuasa menyadari hal itu, tetapi, rasa gengsi menahannya untuk tidak memeluk ibunya tesebut. Bahkan sebaliknya. Dia malah berkata kasar pada ibunya.
“ kemana saja mama selama ini. Oh, ternyata masih ingat jalan menuju rumah ini. Aku kira mama telah lupa. Oh, aku tau. Pasti mama kembali kesini karena kolega mama mengajak untuk pindah ke Indonesia ?”.
“ Yas “.
“ karena yang kutahu, anak mamaku bukan aku. Tapi, perusahaannya”. Yasmine pun langsung berlari menuju mobilnya.  Tanpa menghiraukan ibunya yang memanggil.
***

Yasmine pun bingung harus pergi kemana. Sudah beberapa kali dia berputar di bundaran kota tersebut. sehingga membuat polisi merasa aneh dan menghentikannya.
“ permisi, dek. Apakah kamu tersesat?”.
“ maaf, Pak. Saya”. Lama Yasmine terdiam
“ ada yang bisa saya bantu ?”
“ maaf, Pak. Saya berjanji tidak mengulanginya kembali”.
“ baiklah kalau begitu. Hati-hati”.
Yasmine pun mengangguk dan menutup kembali kaca mobilnya. Dan berjalan pelan. Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menyebrang jalan tanpa melihat-lihat. Hampir tertabrak oleh Yasmine. Ibu anak kecil itu pun langsung memastikan tubuh anaknya tidak terluka, lalu  berkali-kali dia menunduk-nunduk memberi isyarat pada Yasmine untuk meminta maaf pada atas kesalahan anaknya.Yasmine pun hanya membalasnya tersenyum dan membembunyikan klakson kecil untuk berpamitan sambil menganggukan kepalanya.
Lalu, Yasmine mengetepikan mobilnya. Melihat kejadian antara ibu dan anak tadi, dia teringat dengan ibunya. Dia merasa sangat sedih. Dia berusaha mengingat kapan terakhir kali ibunya memeluknya seperti ibu anak tadi memeluk anaknya. Tak teringat baginya kapan terakhir kalinya. Tetapi, yang terasa hanya sudah sangat lama dia berpisah dengan ibunya. Dulu dia sempat merasa iri kepada Rena yang sangat dicemaskan oleh Omanya. Walapun Omanya cerewet, suka ceramah panjang lebar, tetapi Yasmine tahu bahwa Oma Rena sangat mencemaskan cucunya. Sedangkan Dia, tak seorang keluarga pun mencemaskannya. Padahal dia masih memiliki seorang ibu. Tetapi, hanya berkutat dengan bisnisnya.
Air mata Yasmine kembali meleleh. Karena rem mendadak tadi menjatuhkan hiasan di mobil Yasmine. Setelah memungutnya. Ternyata sebuah album foto ukuran kecil terjatuh. Terlihat didalamnya sebuah foto.
Ternyata itu adalah foto keluarganya, teringat kembali olehnya. Saat terakhir kebahagian itu. foto tersebut diambil di halaman belakang oleh asisten ayahnya sebelum keberangkatan ayahnya. Didalam foto tersebut tampak olehnya, ayahnya yang mengendongnya. Masih teringat olehnya bahwa ketika hendak di foto, dia tak mau melepas botol dotnya sehingga botol dot tersebut difoto juga. Di foto itu tampak juga senyum ibunya yang masih muda sambil memeluk ayahnya dan mendekatkan pipinya dengan pipi Yasmine. Masih terasa oleh Yasmine kelembutan dan kehangatan pipi ibunya.
Tetapi, semua berubah semenjak terjadi kecelakaan pesawat yang menimpa ayahnya dan membuatnya meninggal. semenjak itu, ibu Yasmine tak pernah lagi tersenyum dan menyibukkan dirinya dengan bisnis. Sehingga bisinis keluarganya bisa semaju seperti saat ini.
***

Tiba-tiba, Sharon menelpon. Dia ingin sekali bertemu dengan Yasmine pada saat itu juga. Tanpa berpikir panjang dia menyetujuinya.
Disebuah taman di dekat rumahnya, dia bertemu dengan Sharon. Sharon menjelaskan semua hal yang dia lihat dan dia rasakan terhadap nyonya Yulia. Dan membujuk Yasmine untuk berbaikan dengan ibunya tersebut.
“ Yas, coba kamu pikirkan kembali. Mamamu sebenarnya sangat menyanyangimu”.
“ bohong , dari mana kamu tahu, kamu hanya disuruh olenya ?”.
“ tidak, Yas. Aku melihatnya sendiri, dia menangis di ruang kerjanya sambil melihat sebuah foto di agendanya. Aku penasaran dan melihat foto tersebut. ternyata foto kalian bertiga, Yas. Disana ada papa dan mamamu serta kamu. Aku melihat kalian sangat bahagia. Sepertinya ibumu merindukan kebahagian itu, Yas. Tadi aku juga tidak sengaja membaca agenda mamamu. Disana berisikan kerinduan-kerinduannya padamu, tapi dia masih tak mampu melupakan ayahmu. Makanya, diamneglihkan pikirannya dengan sibuk berbisnis. Tetapi, dia tidak melupakanmu Yas. Terlihat olehku disana banyak fotomu. Dari kamu kecil hingga sebesar ini. Ku mohon Yas, sebagai pengasuhmu dari kecil. Semenjak kau mengalami depresi, aku berjanji akan selalu memenuhi permintaanmu, Yas. Tak pernah satu pun permintaanmu yang tak kukabulkan. Tapi, kini aku meminta padamu. Aku tau, aku hanya pengasuhmu”.
“ Sharon, kamu tidak hanya seorang pengasuhku. Tetapi, kamu telah merawatku dan membiarkan masa mudamu berlalu hanya untuk merawatku. Aku telah menganggapmu sebagai keluargaku, Sharon. Maafkan aku, bila aku sering membuatmu cemas”.
“ Tidak, Yas. Aku tak pernah menyesal telah menghabiskan masa mudaku untukmu. Aku selalu merasa bahagia bersamamu selama ini. Aku telah menganggapmu seperti anakku sendiri. Terimakasih. Aku sangat terharu mengetahui bahwa kamu menganggapku lebih dari pengasuh bahkan keluargamu, tetapi kumohon hilangkan gengsi dan egomu. Yas”.
Pertemuan tersebut berakhir, dan masih terngiang di telinga Yasmine seluruh ucapan Sharon tersebut olehnya.
***

Setibanya dirumah, Yasmine langsung masuk kamar, dan membuka sebuah paket. Ternyata berisi laptop yang pernah di pinjamkannya kepada Tina. Disana berisikan surat yang bertuliskan tangan oleh Bu Lastri.
Yasmine pun menghidupkan laptop tersebut, dan melihat chating terakhir mereka bertiga yang belum dihapus oleh Tina. Yasmine yang membaca hanya tersenyum dan sesekali air mata itu menetes di pipinya. Terkenang kembali olehnya masa-masa itu.
Namun, disalah satu topik pembicaraan mereka, membahas masalahnya dan ibunya. Terlihat disana dia telah berjanji akan mengusahakannya.
Lama Yasmine bermenung dan berpikir kembali menimbang semuanya. Mungkin kini sudah saatnya, untuk berbaikan. Yasmine pun menuruni anak tangga rumahnya dan menuju halaman belakang di tempat ibunya sering mengabiskan waktu dengan memabaca. Dipeluknya ibunya dari belakang. Ibunya pun berbalik memeluknya juga. Akhirnya mereka berdamai.
***

Setelah berdamai dengan ibunya, dan menyadari kebahagiannya. Dia merasa sangat bersalah kepada Tuhannya. Lalu, dia teringat nenek tua itu dan mengunjungi nenek tersebut.
Disana dia banyak bercerita, berdiskusi dengan nenek tersebut. karena nenek tersebut hanya tinggal seorang diri. Yasmine mengajaknya untuk tinggal bersama. Pada awalnya nenek itu menolak. Tetapi, Yasmine mengatakan dia membutuhkan seorang yang bisa membimbingnya untuk bisa bertaubat. Nenek tersebut pun bahagia mendngarnya dan menyetujui permintaan Yasmine tersebut.
Mulai hari itu, Yasmine selalu berusaha menjadi hamba Allah yang baik, dan dia tidak hanya berubah sendirian. Ibunya yang melihat Yasmine rajin sholat dan berpuasa sunah pun mengikuti Yasmine dan banyak bertanya pada nenek tersebut. Sharon pun yang tak jelas agamanya pun mengutarakan niatnya untuk masuk islam.
Sebagian kekayaan keluarga Yasmine pun di sumbangkan ke panti sosial yang mereka dirikan sendiri. Kini, Yasmine telah menyadari perkataan Bu Lastri sebelumnya. Untuk tidak membuang uangnya sembarangan.

***
 

eeits,,, ini belum selesai ........!!!
Penasaran sama kelanjutannya ..??? ayo klik Disini


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll