Kamis, 06 Maret 2014

Makna Hidup dari Sahabatku - Part 3



Indahnya Persahabatan

Tanpa terasa ujian akhir nasional pun telah berlalu. Seperti biasa setiap hari minggu mereka selalu berkumpul bersama. Tiba-tiba telepon gengam Yasmine dan Rena pun berbunyi. Ternyata mereka mendapat pesan singkat dari Tina.

Dear Yas dan Rena
Maaf, minggu ini aku tak bisa berkumpul seperti biasa,
aku tau mungkin ini adalah minggu terakhir kita bisa berkumpul,
tapi, bosku tadi pagi mendadak menelpon.
Dia membutuhkan tenaga kerja tambahan pada hari ini.
Salamku Tina








       
      Setelah membaca pesan singkat dari Tina, Rena langsung menelponYasmine. Dia telah mengira bahwa Yasmine masih tertidur dan belum membaca pesan singkat tersebut.Alunan nada fur elise oleh bethoven pun berbunyi, yang membangunkan Yasmine dari tidurnya. Seperti telah bisa menebak, Yasmine telah tau yang sangat suka mengganggu tidurnya di hari minggu hanya Rena. Dengan malas sambil berkemul dan menaikan suhu AC di kamarnya yang sangat dingin dia menganggat telpon tersebut.

“ ada apa, Ren “

“ kamu pasti masih tidur”

“ ya, tu kamu tau, kenapa kamu hobi sekali mengganggu ketenangan tidur sahabatmu ini, Ren”

“ gawat, Yas !”

“ gawat apa ?”

“ Tina tidak bisa berkumpul dengan kita hari ini”

“ hah, kok bisa”

Setelah mendengar ucapan sahabatnya tersebut, Yasmine pun langsung bangkit dari ranjangnya. Matanya yang tadi mengantuk kini telah terbuka lebar, dan berpikir bagaimana bisa menghabiskan waktu bersama sahabatnya tersebut.

“ Ren, aku punya ide”

“ ide apa”

“ 30 menit lagi aku jemput kamu”

Langsung dia memutus tanpa menghiraukan pertanyaan sahabatnya. Itulah Yasmine yang selalu penuh dengan ide-ide yang tak pernah terduga oleh sahabat-sahabatnya.


***


Tiba-tiba, manager caffe pun mengumumkan para karyawannya untuk segera berkumpul di depan kantornya. Seperti biasa manager tersebut selalu mengumpulkan para karyawannya untuk berkumpul sebelum memulai pekerjaan mereka.

“ saya ada pengumuman baru dan mungkin ini akan sangat membahagiakan kalian semua”

Para karyawan pun semakin penasaran dengan perkataan manager mereka. Dan sibuk berbisi-bisik tak jelas. Seketika itu juga di potong oleh manager mereka.

“ kabar membahagiakan itu adalah kalian tidak perlu pulang hingga larut malam, cukup hingga sore saja, karena khusus pada hari ini kita akan di bantu oleh beberapa tenaga kerja baru, kini mereka telah datang. Diantaranya adalah Yasmine, Rena serta kawan-kawan”.

Para karyawan pun tersenyum lega mendengar pengumuman tersebut. kebisingan seperti suara lebah pun kembali mengisi ruangan tersebut. para karyawan pun mulai bertanya-tanya, siapa gerangan para karyawan khusus tersebut.

 Tina yang berada pada barisan belakang pun hanya mendengar dari sayup-sayup nama karyawan khusus tersebut. Setelah mendengar dengan jelas, Tina pun merasa tidak mungkin itu sahabatnya. Dan dia hanya mengira ada kemiripan nama karyawan khusus tersebut dengan nama sahabatnya. Terdengar oleh Tina bahwa karyawan khusus tersebut sangat cantik dan tidak cocok untuk menjadi pelayan di caffe ini.

Ketika dia menjinjitkan kakinya untuk melihat para karyawan khusus tersebut. Namun, semua karyawan laki-laki telah mengerubungi karyawan khusus tersebut untuk berkenalan. Tina pun mengurungi niatnya untuk melihat karyawan khusus tersebut .

Keadaan caffe pun kembali seperti semula, setelah mendengar tepuk tangan dua kali oleh manager tersebut. dan para karyawan pun telah kembali bekerja di tempat mereka masing-masing.

Tiba-tiba, ketika Tina sedang mengantarkan bill harga menuju kasir. Dia melihat seorang pelayan yang sedang tersenyum ramah sambil menghidangkan minuman kepada para tamu. Terdengarlah olehnya nada dan logat bicara  pelayan tersebut yang ramah. Mengingatkannya kepada Rena yang selalu tersenyum ramah kepada orang lain. Dengan rasa penasarannya Tina pun mengejar pelayan tersebut. Namun, pihak kasir pun memanggil Tina. Seraya pelayan tersebut pun menghilang. Dan Tina pun berusaha meyakini dirinya bahwa itu hanya khayalannya saja.

Namun, ketika hendak memberi uang kembalian kepada pelanggan, tiba-tiba seorang pelayan yang terburu-buru dan menumpahkan sirup kebajunya. Tina pun hendak marah kepada pelayan tersebut, tetapi karena caffe masih dipenuhi para pelanggan. Dia berusaha menahannya dan membantu pelayan tersebut membereskannya. Seketika itu dia melihat cincin yang dipakai oleh pelayan tersebut,  tina pun tertegun sejenak untuk mengingat hal yang berhubungan dengan cincin tersebut.

Teringat olehnya pemilik cincin tersebut sangat dia kenal. Pemilik cincin tersebut selalu memakainya dan tak pernah sekali pun melepasnya. Baginya cincin itu sangat berarti baginya. Itu merupakan pemberian terakhir dari ayahnya ketika dia kecil dahulu. Sehingga jari manisnya tetap seperti itu dan tidak mengalami perubahan. Tidak salah lagi, pemilik cincin itu adalah sahabatnya sendiri. Yasmine. Namun, ketika dia ingin menanyakan hal tersebut, pelayan tersebut telah berlalu dan meninggalkannya sendiri, sehingga seorang juru kasir meneriaki Tina yang bermenung sambil memeluk nampan.

Ketika sore hari , semua karyawan di perbolehkan pulang. Tina masih memikirkan kejadian-kejadian aneh yang terjadi sepanjang hari di caffe. Namun, Tina kembali tidak menghiraukan kejadian tersebut dan berlalu menuju halte bis, yang selemparan batu dari caffe tempat kerjanya. Telah lama menunggu bis yang tak kunjung datang, Tina pun mengalihkan kebosanannya dengan memerhatikan para pelayan yang mendapatkan tugas membersihkan caffe yang tampak dari luar. Namun, Tina mengusap-usap matanya yang tak percaya bahwa dia melihat Yasmine dan Rena yang sedang melambaikan tangan kepada para pelayan seperti berpamitan menuju pintu keluar caffe dengan berjalan tergontai-gontai keduanya sambil berangkulan menuju sebuah sedan. Tina pun memerhatikan plat mobil sedan volvo tersebut. Tidak salah lagi itu adalah plat mobil hadiah ulangtahun Yasmine dari ibunya yang sibuk. Terlihat olehnya keduanya sangat kelelahan, Tina pun mengelap matanya yang telah basah karena terharu dan langsung berlari menuju mobil sedan tersebut dan mengetok kacanya.

“ permisi”

“ maaf, kami tidak ada uang sekarang”

Namun, seseorang tersebut tetap mengetuk pintu mobil tersebut. Yasmine yang tadi tidak menghiraukan pun merasa sangat terganggu, telah bersiap membuka kaca mobil untuk membentak orang yang sangat memaksa tersebut. Tetapi, Rena telah mengeluarkan uang receh dari sakunya dan memberikan kepada Yasmine.

“ ini ambil, maaf kami sangat lelah”. Sambil menutup kembali kaca mobil.

“ tega sekali kalian,hanya memberi receh kepada sahabat kalian”.

Mendengar perkataan seorang gadis yang memaksa tadi, terkejutlah keduanya dan langsung memperhatikan baik-baik dan menghidupkan lampu dalam mobilnya. Yasmine pun langsung membuka kaca  mobilnya.

“ ah, kamu Tina !”

“ tidakkah kamu memperbolehkanku untuk mengendarai sedan volvo mu yang mewah ini, hanya untuk saat ini saja”.

“ apa yang membuatmu ingin untuk mengendarainya, dulu aku suruh kamu tak mau, kamu bilang ini bukan milikmu”.

“ aku tak tega, melihat mobil sedan volvomu ini kelak hancur, jika kamu kini tetap memaksakan untuk membawanya sendiri”.

“ dasar kamu !. kamu tidak tega pada sedanku,tapi kamu tak mencemaskan aku”.

“ sudahlah, kalian ini, selalu ada saja yang diributkan, betul yang dibilang Tina, Yas. Biarkan dia yang membawa, aku lihat matamu tak bisa bertahan lagi”.

“ tenang saja, Yas, aku membawa mobilmu ini tidak gratis, kalian berdua harus membayarnya”.

“ membayar ?”. Kedua sahabatnya menjawab serentak dan terkejut.

“ ya, membayarnya”.

“ apa yang terjadi dengan kamu, Tina ?”. Sambar Yasmine ketus.

“ oke, kamu mau dibayar apa ?”

“ kalian harus berjanji, jangan lakukan hal ini lagi demi aku, kalian tak pantas bekerja seberat ini”.

“ tidak, Tin, kamu sahabat kami, betulkan, Yas”

“ ya, betul yang dikatakan Rena, apapun akan kami lakukan demi membantu kamu, karena kita sahabat, ingat kamu itu !”

“ aku tau, tapi kalian harus berjanji, ini adalah permintaan dari sahabat kalian”

Tanpa dikomando kedua sahabatnya dengan serempak langsung memeluknya. Setelah itu, Tina langsung mengambil alih posisi Yasmine. Belum jauh mobil meninggalkan caffe. Kedua sahabatnya yang tak terbiasa kerja berat tersebut, telah terkapar diatas jok mobil sedan volvo Yasmine yang empuk.


***


Setelah keluar hasil kelulusan, seperti biasa ketiga sahabat tersebut selalu berkumpul di halaman belakang sekolah untuk melihat bibit bunga yang kini telah tumbuh dan memiliki batang, walaupun batangnya belum kokoh dan gampang patah. Namun, ketiga sahabat ini telah mengantisipasi sebelumnya dengan membuatkan pagar yang sederhana tetapi kuat.

Namun, sebelum menuju halaman belakang Yasmine selalu menyempatkan diri untuk melihat info terbaru di mading. Memang sudah hampir genap setahun dia melepas jabatannya sebagai ketua mading, walaupun kini tak menjabat menjadi ketua mading, dia masih tetap aktif memberi masukan-masukan demi kemajuan mading sekolah.

Tapi, ini ada info terbaru yang sebelumnya tak pernah diduga dan memang untuk pertama kali sekolah mereka akan adakan untuk mengisi acara perpisahan yaitu diadakannya camping perpisahan yang sederhana. Tidak seperti sebelumnya yang diisi dengan shopping bersama di Macau atau homestay di Eropa. Sebenarnya inilah yang dahulu sering dikomentari oleh Yasmine . ternyata kini pihak sekolah mengabulkan permintaannya.

Mengetahui hal itu, Yasmine pun paling semangat dan langsung menuju halaman belakang. Setibanya disana dia tidak menemukan kedua sahabatnya. Dia sangat yakin bahwa kedua sahabatnya masih berkutat dengan hobi lama mereka dan terlupa bahwa kini waktu mereka berkumpul.

Biasanya Rena sering sekali mengisi waktu luang disekolah dengan mengunjungi perpustakaan sekolah yang super lengkap. Disana biasanya dia selalu membaca buku yang berhubungan dengan dunia memasak. Bahkan, terkadang bila ada resep-resep baru yang dibaca, dia akan menyalinnya di buku agendanya. Dan sesekali bila Omanya tidak dirumah atau dirumah Tina, dia akan mempraktekannya. Karene Bu Lastri, ibunya Tina juga memiliki hobi yang sama dengannya dan bisa saling bertukar pikiran.

Berbeda dengan Tina, biasanya dia sering menghabiskan waktu di sekolah dengan membaca komik yang telah dia pinjam dari pedagang buku asongan. Biasanya dia membaca komik di bawah paviliun yang berada di lantai paling atas tepatnya atap sekolah, terkadang dia tertawa-tawa sendiri bila tengah asyik membaca komik tersebut. menurutnya dengan membaca komik bisa menghilangkan rasa penatnya terhadap pekerjaan part time nya.

Tiba-tiba, dibalik keheningan kedua sahabatnya dalam mengeluti kebiasaan mereka. Telepon gengam mereka bergetar. Menunjukkan sebuah pesan singkat dari Yasmine.




 
Dear Rena dan Tina
Hei, kalian berdua, hentikan kebiasaan kalian tersebut. Yang suka nangkring diatap sekolah maupun perpustakaan. Aku menunggu kalian di halaman belakang. Cepat !. Senyumku Yasmine




Setelah membaca pesan singkat tersebut. Dengan berat hati Tina menghentikan bacaannya yang sedang di klimaks cerita. Rena yang telah selesai menyalin resep baru ke agendanya pun kini tengah bergegas menuju halaman belakang.


***


Setiba kedua sahabatnya di halaman belakang, keduanya menjadi bingung karena tidak menemukan Yasmine yang telah menyuruh mereka berkumpul. Setelah berusaha mencari Yasmine dan berteriak teriak disekitar tempat tersebut. tiba-tiba seseorang mengejutkan mereka.

Ternyata Yasmine kembali lagi mengeluarkan ide aneh nya yang selalu membuat kedua sahabatnya mencemaskannya. Tina yang geram pun langsung mengepitnya dengan tangannya. Seperti biasa Renalah yang melerai keributan diantara mereka. Tetapi kali ini, teriakan Rena tiada arti bagi kedua sahabatnya yang masih sibuk berlari-lari saling mengejar. Rena pun kebingungan menghentikan mereka. Terpintas olehnya sebuah ide.

Tiba-tiba, Rena pun menangis tanpa sebab, kedua sahabatnya yang sedang berlari-lari pun terhenti dan tak mengerti. Mereka pun saling merangkul Rena. Dan bertanya, apa yang telah terjadi padanya. Tetapi, Rena tetap menangis dan semakin kuat tangisnya. Kedua sahabatnya pun semakin bingung.

Tiba-tiba di tengah tangisnya dia tersenyum bahkan tertawa-tawa sampai terbahak-bahak. Kedua sahabat tersebut pun semakin bingung.

“ kalian tertipu”

“ dasar ratu drama, ternyata kamu berakting !”. Jawab Yasmine ketus

“ aku kira ada yang mengganggumu, aku telah persiapkan tinju mautku untuknya”.

Setelah mendengar ucapan Tina, kedua sahabatnya pun langsung tertawa. Yasmine yang mendengar pun tidak mampu lagi menahan tawanya sambil terpingkal-pingkal dan memengangi perutnya. Wajah Tina pun terlihat memerah karena malu. Rena hanya memberi kedua jempol yang diiringi oleh Yasmine.

“ ya sudah lah, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan,Yas”. Jawab Tina sambil mengalihkan pembicaraan. Tetapi semu merah dipipinya yang putih masih terlihat jelas.

“ pandai sekali kamu mengalihkan pembicaraan, Tin”. Jawabnya sambil menahan tawa.

“sudahlah, Yas, tidak baik tertawa terlalu lama”. Jawab Rena.

“ ada dua hal yang ingin aku sampaikan”.

“ apa itu ?”

“ pertama, aku ingin kita membuat sebuah surat yang berisikan keinginan kita, terserah apa saja keinginan kalian, lalu kita tanam di bawah pohon tepat satu meter disamping bunga ini”.

“ ide apa lagi itu, Yas, makin hari kamu makin aneh !”.

“ biarkan saja, kamu mau atau tidak ?”

“ aduh, kalian berdua ini kelahi terus, ya sudah, apa salahnya kalau kita lakukan yang dikatakan Yasmine”.

“ dengar kamu, Tin. Kamu ini selalu sewot sama aku”.

“ bukan aku sewot, tapi untuk apa, dari mana kamu dapat ide seperti ini ?”.

“ ah, kamu ini. Kalau kamu tidak mau, ya sudah tidak usah saja”.

“ Yas, kamu ini begitu saja sudah mengambek. Kamu itu dari dulu ya, enggak pernah berubah, masih saja suka ngambekan !”.

“ jadi, mau ikutan atau tidak ?”.

“ ya... ide konyolmu yang mana sich, aku tidak pernah ikut ?”

“ begitu dong, baru sahabatku”.

Setelah beberapa saat menulis surat, ketiga sahabat tersebut mengumpulkan surat mereka dan digabungkan menjadi satu. Lalu yasmine memasukan surat tersebut kedalam botol. Dan menggali tanah yang tidak terlalu dalam namun tak mudah terbongkar.

“ setelah beberapa tahun kemudian kita bertiga harus kembali ke tempat ini, untuk membuka botol tersebut. dan saling membaca isi surat sahabatnya, bagaimana, setuju ?”.

Kembali kedua sahabatnya menggangguk.

“ jadi, apa lagi ide konyolmu yang kedua, wahai sahabatku”. Kemudian Tina kembali bertanya dengan logat bicara yang membuat kedua sahabatnya tertawa kembali.

“ kamu itu berbakat jadi pelawak ya, Tin”. Jawab Yasmine meledek.

“ apa Yas, yang kedua, kok aku jadi penasaran ?”

“ yang kedua adalah berita menarik, tadi sebelum ke halaman belakang, aku berhenti di mading, setelah aku baca, ada pengumuman menarik disana”.

“ belum tentu menurutmu menarik, menurutku menarik juga”. Sanggah Tina yang masih ketus.

“ apa itu, Yas”.

“ sekolah kita akan mengadakan, camping perpisahan”.

“ wah , itu bukannya idemu yang sempat kamu tulis di artkel mading, kalau tidak salah tahun lalu kan ?”.

“yap, makanya aku ingin kita pergi”.

“ wah, aku sepertinya tidak bisa, Yas, bos memintaku kerja”.

“ tentang bosmu, bisa aku atur, apa kamu lupa siapa aku?”. Jawab Yasmine sambil memasang wajah sombong yang dibuat.

“tapi, aku kasihan dengan bosku, dia sudah tua, dan para pelayan sebagian besar, banyak yang mengambil cuti pada liburan ini”.

“itu, bisa aku atur”

“ tapi aku tidak bisa merepotkanmu, Yas”

“ sudah lah, bagiku itu tak merepotkanku kok, Tin. Yang terpenting kamu ingin pergikan , kumohon biarkan aku membantumu !”.

Tina tak bisa menolak permintaan Yasmine, dan hanya membalas dengan anggukan. Tetapi, ada yang aneh. Selama perdebatan antara Yasmine dan Tina, yang membicarakan camping tersebut, Rena hanya banyak diam dan tak berkomentar seperti biasanya. Yasmine pun sebagai komando yang mengajak pun mulai angkat bicara.

“ kenapa kamu diam saja, Ren, tak seperti biasanya”.

“ betul, yang dikatakan Yasmine, Ren, kenapa lagi kamu ?”

“ maafkan aku”

“ untuk apa ?”. Sanggah Yasmine.

“ aku tidak bisa”

“ kenapa ?”. Kini Tina pun ikut bicara.

“ sebenarnya, aku berencana mengisi waktu libur sebelum kuliah dengan mengikuti kursus di Itali”.

“ hah, Itali?”. Jawab kedua sahabatnya serempak.

“ bagaiman bisa, Ren, nanti Omamu bagaimana?”

“ aku punya sepupu di Itali, dia sudah mendaftarkanku di salah satu tempat kursus memasak yang terkenal di kota Itali. Tentang Omaku, aku akan bilang, aku ingin mengunjungi sepupuku karena kami telah lama tidak bertemu”.

“ gila kamu,Ren!. Nekat sekali kamu !”. Jawab Tina yang tak pernah berbohong pada ibunya.

“ tapi, aku sangat ingin mengikuti kursus tersebut”.

“ jadi, kamu tak bisa ikut, Ren ?”. Tanya Yasmine dengan suara yang mengecil.

“ maafkan aku, Yas, tapi kamu tau ini mimpiku”.

Tina hanya mengangguk. Terlihat dari wajahnya sebuah kekecewaan. Seketika itu juga dia ingin pulang. Dan Yasmine hanya terdiam.



***

eeits,,, ini belum selesai ........!!
Penasaran sama kelanjutannya ..??? ayo klik Disini

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll