Kamis, 06 Maret 2014

Makna Hidup dari Sahabatku - Part 2


Canda- tawa bersama Sahabat


Di akhir pekan yang mendung, keadaan cuaca yang dari tadi malam hujan yang tak berhenti membasahi kota, suasana pun terasa sangat dingin. Yasmine sudah berniat untuk mengisi akhir pekan ini dengan berkemul di bawah selimut tebalnya dan akan bermalas-malasan sepanjang hari.

Tiba-tiba ponsel Yasmine berdering, ternyata yang menelepon adalah Rena sahabatnya, dengan mata tertutup dia memencet gambar telpon bewarna hijau, dan sambil menguap dia menjawab sapaan sahabatnya itu.

“ Yas, kamu masih tidur yach ? coba liat jam sana ! sekarang udah mau jam 10 pagi, kamu masih tidur ?” . Bentak Rena yang terbiasa bangun pagi walaupun hari libur.
“ ya Rena, bentar lagi aku bangun. Kenapa kamu menelpon aku ? kamu taukan, kalau tidurku di hari libur ini adalah tidur sang putri tidur!” balasnya asal sambil menguap kembali.

“ bangun Yas ! aku mau kamu ke rumahku sekarang juga!”

“ kenapa ?”

“Penting !”

“ ya.. mungkin setengah jam lagi aku sampai di rumahmu, tapi apa Omamu ada di rumah?”.

“ emang kenapa?, tidak ada. Omaku lagi menghadiri acara keluarga, entah urusan apa aku juga gak tau !”.

“Oh.. syukurlah, aku malas ketemu Omamu, pasti kalau dia ada tuch, kamu kan tau.  Omamu itu hobinya ceramah”. Jawabnya sambil menarik selimut.

“ ya sudah, cepat mandi!”

“ ya sebentar lagi”

“ apa perlu aku telpon Sharon untuk menyeretmu ke kamar mandi?”

“ Iya, tuan putri. Sebentar lagi aku mandi, tapi sebelumnya , aku mau tidur lima menit lagi , aku hampir menamatkan mimpiku”. Sambil memencet gambar telpon bewarna merah , tanpa menghiraukan Rena yang berbicara dengannya. Yasmine pun menarik, selimutnya. Dan tidak lupa dia menghidupkan wekernya.

Setengah jam kemudian, sesuai janjinya. Yasmine telah memasuki pekarangan rumah Rena yang asri, yang dipenuhi bunga-bunga indah, bewarna-warni. Oma Rena sangat menyukai bunga, sehingga pekarangan rumah Rena di penuhi oleh taman-taman yang indah, dan baru sebulan yang lalu, Oma Rena telah mengundang seorang ahli tata taman dari Belanda.

Tanpa memencet bel, Yasmine langsung menuju kamar Rena yang berada di lantai dua, namun ketika Yasmine hendak membuka pintu kamar Rena, terdengar olehnya suara orang yang lagi ketawa dari arah kolam renang, yang berada di halaman belakang rumah Rena. Yasmine pun tersenyum kecil, dan sudah mengerti bahwa ada acara yang dilakukan oleh kedua sahabatnya, tanpa sepengetahuannya.

Seketika itu juga dia menghampiri kedua sahabatnya, dan mengejutkan mereka. Sepertinya kedua sahabatnya telah menebak hal itu. tanpa di komando Tina langsung mendorong Yasmine ke arah kolam renang. Dan Yasmine kehilangan keseimbangannya dan akhirnya terjatuh kedalam kolam renang. Tina pun tersenyum sambil mengerakkan tangannya dengan arah membentuk tanda tanya, sambil meledek. Yasmine pun tidak terima akhirnya berusaha keluar kolam, dan mengejar Tina berkeliling di sekitar kolam renang. Rena yang melihat hanya tertawa sambil mengaduk-aduk adonan dan mencampurkan keju kedalam adonannya.Akhirnya Tina berhasil juga dilumpuhkan oleh Yasmine. Dan mendorongnya ke dalam kolam renang.

“ akhirnya, kamu kenak juga”

“ ya iyalah, lantas yang nyeburin aku kan kamu, sang juara lari di sekolah kita.”

“ makanya, jangan coba-coba , mengajak aku lari-lari”.

“ ya sudah, sekarang kita coba, siapa diantara kita yang paling cepat renang”

“wah, itu tidak adil. Kamu kan hebat renang ,Tina!”

“ wah, enggak seru , mana Yasmine sahabatku yang pantang kalah?”

“ oke, aku pasti menang lawan kamu!”

Berlombalah kedua sahabat tersebut, sementara Rena masih sibuk membaca buku panduan, supaya bisa membuat kue yang lezat. Setelah membaca seluruh cara dengan cermat. Inilah waktunya kue dimasukkan kedalam oven listrik. Lalu dia membersihkan tangannya yang kotor oleh adonan.

Setelah beberapa  kali bolak-balik, pemenang lomba diantara kedua sahabat tersebut pun berganti-gantian. Karena telah merasa lelah Yasmine pun langsung mengambil ide , dia memanggil rena untuk memerhatikan siapa pemenang diantara mereka.

“ Rena, kesini dong, perhatiin kami main, siapa yang duluan diantara kami sampai ujung kolam renang itu ”.

“ aku lagi masak kue !”

“ sebentar saja !”

“ ya benar yang dikatakan Yasmine, Rena. Kamu tolong lihatin, siapa diantara kami berdua yang paling dahulu mencapai ujung kolam”.

“ ya sudah, benar ya, cuman sebentar saja”

Tanpa di komando kedua sahabatnya menggangguk dengan kompak dan telah bersiap untuk memulai perlombaan diantara mereka.

“ hei, kalian berdua tunggu dulu, aku mau masuk kedalam”

“ kenapa ?” sahut Yasmine yang sudah tidak sabar.

“ biasa , dia kan orangnya agak sedikit ribet”

“ maksudmu ?”

“ lihat saja nanti”

Tidak beberapa lama kemudian Rena telah kembali dengan membawa perlengkapan menjadi wasit sekaligus sporter dengan membawa sebuah peluit yang telah tergantung dan dua bendera dengan warna yang berbeda. satu bendera bewarna hijau sebagai lambang untuk mendukung Yasmine yang sangat menyukai warna hijau karena menurutnya hijau adalah warna kehidupan. Sedangkan bendera yang satu lagi bewarna biru sebagai lambang untuk mendukung Tina yang sangat menyukai warna biru karena menurutnya biru adalah warna laut dan langit, yang melambangkan persatuan, Tina merupakan orang yang sangat menjunjung persatuan walaupun berbeda.

“ ok, sahabat-sahabatku, maaf telah membuat kalian menunggu agak sedikit lama, hanya 30 menit saja kok”

“ kamu gila ya Ren, kamu biarin kami menunggu selama itu”

“ tapi, aku bawa ini lho” sambil memperagakan barang yang dia bawa.

“ apa?” dengan serentak kedua sahabat tersebut menjawab, karena sangat tidak menyangka bahwa sahabatnya dalam watu singkat mempersiapkan itu semua, supaya perlombaan yang main-main ini seolah kancah perlombaan sesungguhnya.

“ dari mana kamu dapatkan itu semua?”

“ betul, Yas. dari mana kamu dapat bendera itu ?”

“ aduh, kalian berdua lupa ya, aku ini kan sangat suka menjahit. Kemarin malam aku jahit ini !. Sebenarnya aku sengaja menjahit ini sebagai hadiah untuk kalian tapi sepertinya ini saat yang tepat”

“ iya, aku jadi ingat dulu waktu kita TK, baju ku pernah tersangkut ayunan, dan untungnya kamu selalu membawa penjahit, lalu menjahitkan baju ku yang sobek itu kan”. Jawab Yasmine dengan lugunya.

“ iya ya , dulu kamu juga yang menjahitkan tasku, karena dulu menolak kamu untuk membelikan tas baru”. Ceplos Tina yang ditutup dengan senyuman.

“ nah, sekarang kalian udah ingatkan, mari kita lanjutkan perlombaan yang sempat tertunda ini. Siap ?”

“ siap, bu wasit” . kembali mereka menjawab dengan serentak.

“ baiklah, tapi, tunggu dulu!”

“ apa lagi sich Ren?” jawab Yasmine ketus,

“ ini kan lomba, harus ada yang nonton dong”

Rena kembali berlari masuk rumahnya sambil memanggil seluruh pembantu, tukang kebun, dan supirnya. Namun, kedua sahabatnya telah kedinginan karena terlalu lama dari tadi menunggu Rena yang masih mempersiapkan perlombaan  semu ini.

“ Gila si Rena, seenaknya saja membuat kita menunggu, padahal hari ini cuaca mendung, sebenarnya air ini sangat dingin”. Ucap Yasmine sambil mengigil .

“ ya sudahlah, biarkan saja. Kapan lagi kita biarkan Rena bahagia, mumpung tidak ada Omanya.”

“iya, benar juga kamu, Tin, kalau ada si nenek tua itu, mana mungkin kita bisa sesukanya bermain seperti ini”.

Mereka berdua pun menyikapi ulah sahabatnya hanya tertawa dan sambil bercanda menunggu sahabatnya tersebut.Akhirnya, Rena datang bersama seluruh pasukan penonton yang ia kerahkan.

“ ok, sekarang perlombaan telah siap dimulai, apakah para perenang handal telah siap ?”

“ Siap” .

“ oke, pada hitungan mundur, dan peluit berbunyi, maka pertanda perlombaan telah siap di mulai, oke !”

“ oke”

“ tiga, dua, satu”. Peluit pun di tiup oleh Rena.

Setelah sepuluh menit berkelut dalam air, tampak juga kepala kedua sahabat tersebut. namun persaingan diantara mereka berdua sangat ketat. Hampir sedikit lagi keduanya sampai di ujung kolam.

Rena yang melihat pun semakin menyipitkan matanya yang kecil. Sedangkan para pembantunya sudah terbagi dua kubu. Ada sebagian yang memihak kepada Yasmine, dan sebagiannya lagi memihak kepada Tina.

Pada awalnya, yang memimpin pertandingan sejak tadi adalah Tina, namun di detik-detik terakhir mendekati ujung kolam. Tampak yang memimpin adalah Yasmine, para pendukung Yasmine pun mulai bersorak. Para pendukung Tina pun tidak patah semangat atau berkecil hati, bahkan mereka semakin kuat sorak-sorainya untuk menyemangati Tina yang telah tertinggal selangkah oleh Yasmine.

Namun, terlintas oleh Rena ada satu hal yang dia lupakan. Namun, ketika Rena sedang berusaha mengingat , tiba-tiba Mang Ucup tukang kebun baru datang.

“ Neng Rena, boleh tidak kalau pertandingan ini, bang Ucup foto, biar bisa jadi kenang-kenangan”.

“ wah, itu ide bangus, boleh juga, mumpung mereka masih berlomba silahkan di foto saja, Mang”.

“iya, neng”

“ oya, kalau bisa ya, di foto juga, yang pertama kali keluar dari kolam, supaya jadi bukti otentiklah”

“ Siap. Laksanakan, Ibu wasit ”. Jawab Mang Ucup bak seorang tentara yang baru saja menerima perintah mulia dari komandannya,Rena hanya tersenyum kecil.

Tanpa terasa, keadaan di sekitar kolam renang tersebut pun semakin memanas dan para pendukung masih sibuk menjagokan pihaknya masing-masing. Beberapa menit kemudian Yasmine berhasil keluar pertama kali dan mendahului Tina sang juara renang. Yasmine pun sangat terkejut dia bisa mengalahkan Tina. Tapi, sebelum dia menghampiri Tina, dia telah di gendong oleh para pendukungnya, dan tidak sempat bertanya.

Rena pun langsung menghampiri Tina yang kalah dan merasa ada sedikit keganjilan bila Yasmine bisa mengalahkan sahabatnya yang merupakan atlet renang.

“ apa yang terjadi , kok bisa kamu kalah dari Yasmine ?”

Tina tidak menjawab pertanyaan Rena , tetapi dia hanya tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepada Rena. Rena pun mengerti isyarat tersebut dan memeluk sahabatnya. Dari kejauhan Yasmine bersorak.

“ hei, yang juara yang disini, bukan yang disana”

Dari kejauhan kedua sahabat tersebut hanya melambaikan tangan dan memberi kedua jempol mereka, setelah itu Mang Ucup pun mulai beraksi dengan kameranya. Dan ini merupakan kesempatan emas baginya yang hobi menfoto. Dulu Mang Ucup bercita-cita ingin menjadi seorang fotografer. Namun, emaknya Mang Ucup tidak mengizinkannya. Karena menurut emak Mang Ucup fotografer itu adalah pekerjaan tidak baik.

Ketika semua sedang berfoto sambil bergembira bersama, tanpa sadar seluruh pekerja di rumah Rena telah berkumpul di kolam renang. Termasuk satpam yang menjaga pintu gerbang, mereka semua lupa akan pekerja mereka masing-masing karena kehebohan tersebut.

Tiba-tiba sebuah mobil sedan memasuki pelataran rumah Rena, ternyata yang datang adalah Oma Rena, mengetahui keadaan rumah yang kosong dengan pintu gerbang terbuka, Oma Rena pun langsung memanggil para pembantu dan satpam, namun tiada seorang pun yang menyahut, ketika hendak menaiki tangga menuju kamar Rena, terdengar dari arah kolam renang sebuah keributan. Dian langsung menuju ke sumber suara tersebut. Nampaklah olehnya para pembantu dan satpam , sedang berfoto sambil tertawa-tawa di sekitar kolam renang.  

“ ada apa ini, apa yang kalian lakukan disini ?”

Mendengar suara tersebut, seluruh pembantu dan satpam yang ada disekitar kolam renang pun terkejut dan tak menyangka bahwa majikan telah kembali dalam waktu sesingkat ini. Wajah-wajah mereka pun telah pucat bagaikan kucing yang sedang tertangkap basah mencuri ikan oleh tuannya.

“ apa yang kalian lakukan disini, tidak tahukah kalian bahwa rumah ini bisa saja di rampok oleh para perampok jika masing-masing kalian tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya”.

“ maaf , doro putri”. Jawab mereka kompak

“ mudah sekali kalian ucapkan maaf, saya akan memotong gaji kalian 50% sebagai hukuman bagi kalian”

Tiada seorang pun diantara para pembantu yang berani membela diri. Namun, Yasmine yang melihat pun tidak bisa terima hal itu.

“ Oma, tidak perlu memotong gaji mereka”

“ dasar kamu berandal kecil, ternyata kamu ada disini”

“ dasar nenek tua, pelit, salah sedikit gaji dipotong”

“ apa kamu bilang”

“ aku bilang sekali lagi, bahwa mereka tidak salah”

“ jadi siapa yang salah ?. Jangan-jangan kamu dalang dalam keributan ini semua ?”

“ iya”

Mendengar perkataan Yasmine yang begitu menentangnya, Oma Rena pun membubarkan para pembantunya dan menyuruh mereka kembali bekerja. Namun, ketika semua reda, tercium dari kejauhan seperti bau kabel konslet. Ternyata, kue yang sedang dipanggang oleh Rena telah hangus dan membuat oven tersebut menjadi rusak. Setelah diperhatikan, ternyata oven tersebut adalah hadiah dari seorang teman Oma Rena yang berasal China yang membawakannya sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Mengetahui hal tersebut, emosi Oma Rena pun seperti tak bisa diredam lagi. Dan memberikan hukuman kepada tiga sahabat tersebut, berupa berdiri dengan kaki sebelah sambil memengang kedua telinganya.

“ Gila Oma kamu, Ren”. Ceplos Yasmine dengan ketus

“ maafin aku , ini semua salahku”. Ungkap Rena.

“ enggak kok, Ren, ini salah kami juga”.Pungkas Tina.

“ betul yang dikatakan Tina, kita sahabat, jadi harus sama-sama”. Jawab yasmine yang menyambung.

“ tapi ?”. sambung Rena.

“ sudahlah, kamu tidak perlu bersedih, karena kita sahabat”

Mereka lewati hukuman tersebut dengan tersenyum dan menyikapinya dengan bahagia.

***



eeits,,, ini belum selesai ........!!!
Penasaran sama kelanjutannya ..??? ayo klik Disini

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll