Petaka yang tak Diundang
Keesokan paginya, telepon genggam Yasmine berdering. Begitu juga dengan telepon genggam Tina. Ada sebuah kabar dari Rena.
Dear Yasmine dan Tina.
Ada kabar bahagia.Setelah lama aku berpikir, akhirnya aku memutuskan.Untuk menunda keberangkatanku ke Itali setelah camping. Mari kita bersenang-senang.
Tawaku Rena.
Setelah membaca pesan singkat dari Rena, Yasmine pun
langsung menghubungi panitia camping
tersebut. Dan mendaftarkan dirinya dan kedua sahabatnya.
***
Pada malam sebelum keberangkatan camping tersebut, ketiga
sahabat tersebut bercerita-cerita di sebuah group dunia maya.
Yas_slalubhagia :
hei , apa yang kalian bawa untuk besok?
Tin_nHappy : ya penting aja, oya, besok kalau
ada uang, aku pasti ganti laptopmu.
Yas_slalubhagia : enggak usah dikembaliin
Tin_nHappy : besok aku kembaliin sajalah.
Yas_slalubhagia : wah, aku becanda ... hehehe 100 X
Tin_nHappy : oya, Rena mana ????
Yas_slalubhagia : mungkin dengar ceramah si nenek tua
itu dulu... wkwkwkwk.......... *_*
Tin_nHappy :
kamu ini, Yas .. $_$
Yas_slalubhagia : lho.. matamu kok , pake uang , Tin..
Tin_nHappy : aku kepengen jadi orang kaya...
hehehe 200 X
Yas_slalubhagia : kalo gthuu.. ambil saja uang ku,
semuanya juga boleh, aku malas jadi orang kaya.
Tin_nHappy : aku enggak mau uangmu, aku ingin
kaya karena aku sendiri.
Ren_Caem : woooooooooooooooiiiiiiii,,
Rena datang........
Yas_slalubhgia : wah, kamu datang, kok malah meribut.
Tin_nHappy : iya, kok lama amat, dari mana
saja????
Ren_Caem : yee, aku baru siap packing....
Yas_slalubhagia : lama amat.. kulkas, tv, dispenser,
rumah skalian kamu bawa juga... hehehe 300 X
Tin_nHappy : wah, jangan dikasih ajaran sesat
dunk (lugu)
Ren_Caem : tenang, besok . jangankan
rumah aku bawa, mbok-mbok penjaga rumah + satpam aku bawa.. hahahaha..........
500 X
Yas_slalubhgia : tapi, Omamu jangan dibawa ya... bisa
panas telinga ku selama camping dengar si nenek tua itu ceramah, enggak
kelar-kelar... wkwkwk.
Tin_nHappy : kamu ini ,Yas, kenapa sich ,
enggak pernah baik sama Omanya Rena????
Yas_slalubhgia : malas ...
Ren_Caem : oya, siap camping kalian udah
ada rencana mau ngelanjutin kuliah dimana?
Yas_slalubhgia : aku belum tau, tapi Sharon bilang,
aku harus kuliah di Belanda.
Ren_Caem : wah, bangus dong.
Tin_nHappy : kenapa kamu tolak, itu
kesempatan bangus.
Yas_slalubhgia : aku kuliah di Australi
Ren_Caem : kenapa ? Belanda juga bangus
Yas_slalubhgia : aku malas ketemu dengan nyokapku.
Tin_nHappy : mungkin sudah waktunya, kamu
baikan dengan nyokapmu.
Yas_slalubhgia : ok , akan aku pertimbangkan. Kalau
kamu Tin ?
Tin_nHappy : mungkin aku kuliah dalam negri
aja. Dan aku akan berusaha mencari beasiswa untuk sekolah keluar negri.
Ren_Caem : semoga kamu dapat.. amiin
Yas_slalubhgia : amiin, kamu Ren ?
Ren_Caem : aku ingin jadi serve yang
terkenal suatu hari kelak, kalau untuk kuliah ..
Tin_nHappy : aku mengerti kok.
Yas_slalubhgia : aku heran ya, sama si nenek tua itu,
kenapa dia sangat melarang kamu untuk menjadi serve ? padahal kamu kan
keturunan wanita keraton, pasti haru bisa masak , dan kalau kamu membidanginya,
bukannya malah lebih baik?
Tin_nHappy : iya, dari dulu , aku juga
berpikir begitu
Ren_Caem : aku juga enggak tau.......
Tin_nHappy : aku do’ain kamu bisa jadi serve
yang terkenal suatu hari kelak... amiiiiiiin
Yas_slalubhgia : amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin ,,
Ren_Caem : makasih sahabatku, kalian yang
terbaik buatku, aku janji, apapun yang terjadi, aku tidak akan melupakan
persahabatan kita.
Tin_nHappy : kita akan tetap bersamakan ?
Yas_slalubhgia : ya selamanya.
Ren_Caem : heeeeeeeeiiii,, udah jam 12
malam, tidur yuk... besok kita harus bangun pagi.
Yas_slalubhgia : Enggak ah.. aku masih mau lama-lama
crita. Kok kayaknya , kita bakal lama enggak chatting lagi.
Tin_nHappy : ya iya lah, bakal lama, kita kan
camping seminggu, selama camping mana bisa chatting. Pasti sinyal disana tidak
bangus.
Yas_slalubhgia : betul juga ya..
Ren_Caem : ya sudah, silahkan log out.
See you tomorow.
***
Keesokan paginya , Yasmine telah bersiap akan berangkat
dan telah menjemput Tina serta sekalian berpamitan dengan Bu Lastri. Namun,
ditengah perjalanan ponsel Yasmine berdering. Yang menelpon adalah Rena.
“ Yas, gawat”
“ kenapa ?”
“ Omaku, tiba-tiba enggak bolehin aku pergi”
“ apa ?”
“ ya , Yas , bagaimana ini ?”
“ seenaknya saja si nenek tua itu , ya sudah, tidak ada
cara lain”.
“ maksud kamu ?”.
“ kamu harus kabur, tidak ada waktu untuk membujuk Omamu,
30 menit lagi, bis akan berangkat. Kita bisa di tinggal kalau terlambat”.
“ tapi, Yas”
“ sudahlah, Ren”
“ tapi, aku tidak mungkin pergi tanpa izin Omaku”
“ begini saja, sekarang kamu tulis surat, lalu kamu
letakkan di tempat yang bisa dibaca sama Oma kamu, dengan itu kamu sudah izin
dengan dia”.
“ tapi, Yas”. Suara Rena pun telah berubah, dan terdengar
parau karena menahan tangisnya.
“ ayolah, Ren, jangan menangis, kita kan hanya camping
seminggu, aku tunggu kamu di gerbang belakang, 5 menit lagi aku sampai”.
Tanpa menghiraukan jawaban Rena, Yasmine telah memacu
sedannya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Rena. Tina yang melihat hanya
bisa menarik nafas sedalam mungkin.
Rena yang bingung
pun tak bisa lagi berpikir. Dengan berat hati untuk pertama kalinya dia
membantah perintah Omanya. Dan menulis surat sambil menangis.
Dear Oma
Mungkin ketika Oma membaca
surat ini, Rena sudah tidak ada di rumah. Maafkan Rena , Oma. Rena lakukan ini
semua bukan berarti Rena tidak menghormati Oma lagi.
Rena tau, Oma pasti sangat
sedih dan kecewa sama Rena. Atas perbuatan yang Rena lakukan ini. Tapi, Oma
harus tau. Bagi Rena Oma adalah segalanya. Masih teringat jelas oleh Rena. Dulu
ketika Rena masih kecil. Oma selalu menjaga Rena, memeluk Rena jika Rena
ketakutan, dan membelai rambut Rena dengan penuh kasih sayang.
Oma, maafkan Rena ya. Oma
tidak perlu khawatir, Rena akan baik-baik disana. Rena sayang Oma.
Salam manis
Rena
***
Setelah beberapa saat Yasmine sampai sesuai janjinya.
Tina langsung membantu mengangkatkan tas Rena ke atas mobil. Rena pun sepanjang
perjalanan menuju bis, hanya diam dan tak berbicara sepatah kata pun. Yasmine
yang sedang fokus membawa mobil pun tak menyadari hal itu. hanya Tina yang
diam-diam memerhatikan air muka Rena yang bersedih.
15 menit kemudian, mereka telah sampai di posko tempat
bis yang akan membawa mereka ke tempat camping
yang berada di sekitar wilayah dataran tinggi.
Setelah memasuki bis, Yasmine baru menyadari ada hal yang
sedikit aneh dari diamnya Rena, yang tak seperti biasanya. Dia pun lalu
bertanya, tetapi Rena hanya mengatakan tidak terjadi sesuatu pun dan berusaha
menutupinya. Tetapi, Tina tak bisa dibohongi. Dia pun bertanya kepada Rena
ketika Yasmine sedang bercerita dengan yang lain.
“ Ren, apakah kamu tidak siap dengan keberangkatan kita?”
“ aku siap”
“ tak perlu kamu berbohong lagi”
“ maafkan aku, Tin. Tapi, aku merasa bersalah pada
Omaku”.
“ apakah kamu telah menulis surat, seperti yang dikatakan
Yasmine”.
Rena hanya mengangguk. Tina pun berusaha menguatkan
sahabatnya bahwa keputusan yang telah diambil tidak salah. Setelah bercerita
dan mengeluarkan seluruh keluh-kesahnya. Rena pun bisa kembali tersenyum seperti
biasanya. Yasmine yang melihat perubahan drastis tersebut pun hanya tersenyum
bahagia. Walaupun dia hanya dapat duduk di bangku serap di dekat pintu., karena
mereka bertiga tadi terlambat datang jadi hanya tersedia dua bangku kosong.
Yasmine pun bersikeras untuk tetap membiarkan dia duduk di bangku serap
tersebut, bila Yasmine telah keras Tina hanya dapat mengalah dan membiarkan
Yasmine duduk di bangku serap tersebut.
“ sebagai tanda maafku, jadi biarkanlah aku yang duduk di
bangku serap ini”.
“ maaf untuk apa?”. Sanggah Rena.
“ ya, aku telah memaksamu, Ren. Begitu juga denganmu
,Tin”.
“ ah, aku biasa saja. Tak ada yang perlu dimaafkan”.
“ betul yang di bilang Tina, aku ingin pergi karena
keinginanku, bukan karena paksaanmu”.
“ benarkah ?”
Kedua sahabatnya pun mengangguk dengan serempak.
“ oke lah , kalau memang begitu, mari kita
bersenang-senang”.
***
Tiba-tiba, di tengah perjalanan bis yang mereka tumpangi
tersebut mesinnya berasap. Dan akhirnya bis tersebut mogok. Membuat semua
penumpang kepanikan dan bingung.
Rena pun sangat cemas, Yasmine hanya tertawa. Dan
mengatakan bahwa ini adalah hal yang biasa. Tina hanya bisa menarik nafas
dalam. Karena dari semenjak Rna menelpon ketika mereka akan berangkat, hatinya
sudah tidak tenang dan merasakan sesuatu hal buruk akan terjadi. Tetapi, dia
selalu berusaha meyakini dirinya sendiri.
Setelah di perbaiki, bis kembali berjalan normal.
Wajah-wajah para penumpang pun kembali berubah bahagia. Dan bisa kembali
melanjutkan tidur mereka bagi yang tadi telah ternganggu tidurnya. Namun,
baginya asyik bernyanyi tetap bernyanyi. Kebisingan di mobil pun tak terhindari
dengan kesibukan para siswa di atas mobil tersebut.
Setelah beberapa saat, ternyata rem mobil bis tersebut
tidak dapat digunakan. Pada awalnya hanya macet saja. Tetapi, setelah beberapa
lama remnya tidak berfungsi. Sopir bis tersebut pun telah panik dan tak dapat
menghentikan mobil karena sedang berada di pinggang bukit yang berliku-liku.
Seketika ada bis lain yang melintas, karena hendak menghidari bus tersebut.
Tanpa sengaja supir bis tersebut mengarahkan mobil kearah jurang yang dalam
yang tak bisa terhidari lagi. Ketika kejadian tersebut terjadi, kebanyakan para
penumpangnya sedang tertidur pulas, karena mereka berangkat malam. Mobil pun
masuk berguling-guling ke arah jurang yang dalam. Namun, mobil tersebut
terhenti karena terhalau oleh sebuah pohon besar, tetapi mobil tersebut
terhenti dalam keadaan terbalik dengan roda keatas.
Beberapa saat setelah kejadian tersebut. Tina pun
terbangun dan merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya, terutama pada kakinya.
Setelah tersadar Tina pun berusaha memanggil Yasmine dan Rena. Namun, kedua
sahabatnya tersebut tidak tersadar juga. Dia berusaha sekuat diri untuk
menggerakkan tubuhnya, tetaapi seluruh tubuhnya terasa sakit. Setelah melihat
kedua sahabatnya itu, dia kuatkan diri untuk menolong sahabatnya. Rena yang
duduk disamping kaca, langsung dia pecahkan kaca tersebut dan mendorong Rena
keluar. Tina sangat takut bila mobil ini akan meledak. Ketika dia bergerak mendekati
Yasmine tetapi dia tidak mampu mengeluarkan kakinya yang tersepit. Tina pun
berteriak-teriak.
“ Yas, bangun. Aku mohon bangun, mobil ini akan meledak,
bau solar nya telah tercium, sadar Yas”. Sambil terisak-isak dia membangunkan
Yasmine.
Setelah mendengar perkataan Tina, Yasmine pun terbangun,
dan mendapati kepalanya sangat sakit sekali.
“ Tina ,Tina, Tina”. Panggil Yasmine terbata-bata.
“ sadar Yas, kamu harus keluar sekarang juga”
“ Tina , kamu terluka , mari kita keluar”. Kesadaran
Yasmine pun mulai memulih dan berusaha menarik kaki Tina yang tersepit dengan
bangku mobil.
“ kamu harus pergi, jangan hiraukan aku, Rena telah aku
dorong keluar”.
“ tidak Tina , kamu harus selamat, aku akan membantu
kamu”.
“ Yas, bau solar sudah tercium, aku takut mobil ini akan
meledak”.
“ jadi kamu menyuruh aku pergi tanpa menolongmu , Tina
?”.
“ aku mohon, kakiku tersangkut, Yas. Aku ingin kamu
selamat. Aku mohon padamu Yas”.
“ tidak, aku ingin mati bersamamu”.
“ kau harus selamatkan dirimu dan Rena”.
“ Rena, dimana dia ?”.
“ aku sudah mendorongnya keluar , tapi aku takut dia
terjatuh ke dalam tebing. Dibawah tebih itu ada sungai, Yas”.
“ apa sungai ?”.
“kamu tahukan, Rena sangat fobia dengan sungai, laut, dan
sejenisnya, kamu takkan membiarkan itukan Yas”.
“ tapi ,Tina”
“ cepat, mobil ini sebentar lagi akan meledak, kumohon
Yas. Ini permintaan sahabat, yang harus kamu tepati”.
“ kenapa kamu ucapkan itu , Tina”.
“ berjanjilah padaku, Yas, kamu akan menepatinya, aku
sudah tidak kuat”.
Yasmine pun merangkul dan memeluk sahabatnya tersebut.
Dengan berat hati Yasmine meninggalkan Tina. Beberapa saat setelah Yasmine
keluar dari mobil tersebut. mobil itupun meledak di hadapan Yasmine. Yasmine
pun tak mapu lagi menahan tangisnya, menangis dia tersedu-sedu. Seketika itu
juga dia teringat pesan Tina untuk menyelamatkan Rena.
Setelah berputar-putar sambil berteriak mencari Rena,
Rena pun tidak di temukannya. Tetapi, sayup-sayup dia mendengar suara seseorang
meminta tolong, Yasmine pun mendekati sumber suara tersebut. tampak olehnya
seorang gadis yang berpengangan dengan sebuah akar pohon dan hampir terjatuh.
Yasmine pun langsung menolong gadis tersebut, dan berusaha menariknya keatas,
tetapi Yasmine tidak mampu menariknya. setelah di perhatikannya, ternyata gadis
tersebut adalah Rena.
“ Rena, kamu harus kuat”.
“ Yas, di bawah itu sungai ya?”.
“ jangan lihat kebawah, lihatlah aku. Kamu pasti bisa”.
“ nafasku sesak, Yas”.
“ jangan lepaskan tanganku , Ren”
Dada Rena pun terasa sesak, nafasnya pun
tersengal-sengal, konsentrasinya pun memudar ketika memerhatikan sungai yang
berada di ujung tebing tersebut. Yasmine pun berusaha tetap memengang tangan
Rena. Dan berusaha sekuat tenaga menariknya. Tetapi, Rena sudah tak kuasa
menahan sesak nafasnya, tanpa sadar dia melepaskan pengangannya. Rena pun
terjatuh, Yasmine panik dan berusaha menjangkau tangan Rena tetapi, malah dia
ikut terjatuh bersama dan berguling-guling hingga ujung tebing dan masuk ke
sungai.
“ Rena, pegang tanganku”. Teriak Yasmine panik.
Rena tak menjawab Yasmine, dan dadanya pun semakin terasa
sesak, dan tak kuasa lagi menahannya. Teringat olehnya memori beberapa tahun
silam ketika dia masih kecil, ketika dia mengalami hal yang hampir sama persis
dengan keadaannya sekarang. Ingatan tersebut pun hilang timbul, wajah ayah-ibunya
pun teringat kembali olehnya. Rasa sakit itu pun sepertinya telah memuncak dan
membiarkan tubuhnya terbawa air tanpa menghiraukan Yasmine, yang telah berusaha
melawan arus sungai.
Yasmine dan Rena pun terpisah. Yasmine yang lelah pun tak
kuasa melawan arus sungai yang deras dan membiarkan tubuhnya terbawa arus
sungai tersebut. Namun, dia tersangkut di ranting pohon yang menjulur di tepi
sungai. Tetapi, Rena terbawa arus sungai hingga ke hulu sungai. Ketika di hulu
sungai arus air sangat deras dan banyak bebatuan. Kepala Rena pun terbentur
dengan bebatuan tersebut.
***
Penasaran sama kelanjutannya ..??? ayo klik Disini
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.