Indahnya
Persahabatan
Tanpa terasa ujian akhir nasional pun telah berlalu.
Seperti biasa setiap hari minggu mereka selalu berkumpul bersama. Tiba-tiba
telepon gengam Yasmine dan Rena pun berbunyi. Ternyata mereka mendapat pesan
singkat dari Tina.
Dear Yas dan Rena
Maaf, minggu ini aku tak bisa berkumpul seperti biasa,
aku tau mungkin ini adalah minggu terakhir kita bisa berkumpul,
tapi, bosku tadi pagi mendadak menelpon.
Dia membutuhkan tenaga kerja tambahan pada hari ini.
Salamku Tina
Setelah membaca pesan singkat dari Tina, Rena langsung menelponYasmine. Dia telah mengira bahwa Yasmine masih tertidur dan belum membaca pesan singkat tersebut.Alunan nada fur elise oleh bethoven pun berbunyi, yang membangunkan Yasmine dari tidurnya. Seperti telah bisa menebak, Yasmine telah tau yang sangat suka mengganggu tidurnya di hari minggu hanya Rena. Dengan malas sambil berkemul dan menaikan suhu AC di kamarnya yang sangat dingin dia menganggat telpon tersebut.
“ ada apa, Ren “
“ kamu pasti masih tidur”
“ ya, tu kamu tau, kenapa kamu hobi sekali mengganggu
ketenangan tidur sahabatmu ini, Ren”
“ gawat, Yas !”
“ gawat apa ?”
“ Tina tidak bisa berkumpul dengan kita hari ini”
“ hah, kok bisa”
Setelah mendengar ucapan sahabatnya tersebut, Yasmine pun
langsung bangkit dari ranjangnya. Matanya yang tadi mengantuk kini telah
terbuka lebar, dan berpikir bagaimana bisa menghabiskan waktu bersama
sahabatnya tersebut.
“ Ren, aku punya ide”
“ ide apa”
“ 30 menit lagi aku jemput kamu”
Langsung dia memutus tanpa menghiraukan
pertanyaan sahabatnya. Itulah Yasmine yang selalu penuh dengan ide-ide yang tak
pernah terduga oleh sahabat-sahabatnya.
***
Tiba-tiba, manager caffe pun mengumumkan para karyawannya
untuk segera berkumpul di depan kantornya. Seperti biasa manager tersebut
selalu mengumpulkan para karyawannya untuk berkumpul sebelum memulai pekerjaan
mereka.
“ saya ada pengumuman baru dan mungkin ini akan sangat
membahagiakan kalian semua”
Para karyawan pun semakin penasaran dengan perkataan
manager mereka. Dan sibuk berbisi-bisik tak jelas. Seketika itu juga di potong
oleh manager mereka.
“ kabar membahagiakan itu adalah kalian tidak perlu
pulang hingga larut malam, cukup hingga sore saja, karena khusus pada hari ini
kita akan di bantu oleh beberapa tenaga kerja baru, kini mereka telah datang.
Diantaranya adalah Yasmine, Rena serta kawan-kawan”.
Para karyawan pun tersenyum lega mendengar pengumuman
tersebut. kebisingan seperti suara lebah pun kembali mengisi ruangan tersebut.
para karyawan pun mulai bertanya-tanya, siapa gerangan para karyawan khusus
tersebut.
Tina yang berada
pada barisan belakang pun hanya mendengar dari sayup-sayup nama karyawan khusus
tersebut. Setelah mendengar dengan jelas, Tina pun merasa tidak mungkin itu
sahabatnya. Dan dia hanya mengira ada kemiripan nama karyawan khusus tersebut
dengan nama sahabatnya. Terdengar oleh Tina bahwa karyawan khusus tersebut
sangat cantik dan tidak cocok untuk menjadi pelayan di caffe ini.
Ketika dia menjinjitkan kakinya untuk melihat para
karyawan khusus tersebut. Namun, semua karyawan laki-laki telah mengerubungi
karyawan khusus tersebut untuk berkenalan. Tina pun mengurungi niatnya untuk
melihat karyawan khusus tersebut .
Keadaan caffe pun kembali seperti semula, setelah
mendengar tepuk tangan dua kali oleh manager tersebut. dan para karyawan pun
telah kembali bekerja di tempat mereka masing-masing.
Tiba-tiba, ketika Tina sedang mengantarkan bill harga
menuju kasir. Dia melihat seorang pelayan yang sedang tersenyum ramah sambil
menghidangkan minuman kepada para tamu. Terdengarlah olehnya nada dan logat
bicara pelayan tersebut yang ramah.
Mengingatkannya kepada Rena yang selalu tersenyum ramah kepada orang lain.
Dengan rasa penasarannya Tina pun mengejar pelayan tersebut. Namun, pihak kasir
pun memanggil Tina. Seraya pelayan tersebut pun menghilang. Dan Tina pun
berusaha meyakini dirinya bahwa itu hanya khayalannya saja.
Namun, ketika hendak memberi uang kembalian kepada
pelanggan, tiba-tiba seorang pelayan yang terburu-buru dan menumpahkan sirup
kebajunya. Tina pun hendak marah kepada pelayan tersebut, tetapi karena caffe
masih dipenuhi para pelanggan. Dia berusaha menahannya dan membantu pelayan
tersebut membereskannya. Seketika itu dia melihat cincin yang dipakai oleh
pelayan tersebut, tina pun tertegun
sejenak untuk mengingat hal yang berhubungan dengan cincin tersebut.
Teringat olehnya pemilik cincin tersebut sangat dia
kenal. Pemilik cincin tersebut selalu memakainya dan tak pernah sekali pun
melepasnya. Baginya cincin itu sangat berarti baginya. Itu merupakan pemberian
terakhir dari ayahnya ketika dia kecil dahulu. Sehingga jari manisnya tetap
seperti itu dan tidak mengalami perubahan. Tidak salah lagi, pemilik cincin itu
adalah sahabatnya sendiri. Yasmine. Namun, ketika dia ingin menanyakan hal
tersebut, pelayan tersebut telah berlalu dan meninggalkannya sendiri, sehingga
seorang juru kasir meneriaki Tina yang bermenung sambil memeluk nampan.
Ketika sore hari , semua karyawan di perbolehkan pulang.
Tina masih memikirkan kejadian-kejadian aneh yang terjadi sepanjang hari di
caffe. Namun, Tina kembali tidak menghiraukan kejadian tersebut dan berlalu
menuju halte bis, yang selemparan batu dari caffe tempat kerjanya. Telah
lama menunggu bis yang tak kunjung datang, Tina pun mengalihkan kebosanannya
dengan memerhatikan para pelayan yang mendapatkan tugas membersihkan caffe yang
tampak dari luar. Namun, Tina mengusap-usap matanya yang tak percaya bahwa dia
melihat Yasmine dan Rena yang sedang melambaikan tangan kepada para pelayan
seperti berpamitan menuju pintu keluar caffe dengan berjalan tergontai-gontai
keduanya sambil berangkulan menuju sebuah sedan. Tina pun memerhatikan plat
mobil sedan volvo tersebut. Tidak salah lagi itu adalah plat mobil hadiah
ulangtahun Yasmine dari ibunya yang sibuk. Terlihat olehnya keduanya sangat
kelelahan, Tina pun mengelap matanya yang telah basah karena terharu dan
langsung berlari menuju mobil sedan tersebut dan mengetok kacanya.
“ permisi”
“ maaf, kami tidak ada uang sekarang”
Namun, seseorang tersebut tetap mengetuk pintu mobil
tersebut. Yasmine yang tadi tidak menghiraukan pun merasa sangat terganggu,
telah bersiap membuka kaca mobil untuk membentak orang yang sangat memaksa
tersebut. Tetapi, Rena telah mengeluarkan uang receh dari sakunya dan
memberikan kepada Yasmine.
“ ini ambil, maaf kami sangat lelah”. Sambil menutup
kembali kaca mobil.
“ tega sekali kalian,hanya memberi receh kepada sahabat
kalian”.
Mendengar perkataan seorang gadis yang memaksa tadi,
terkejutlah keduanya dan langsung memperhatikan baik-baik dan menghidupkan
lampu dalam mobilnya. Yasmine pun langsung membuka kaca
mobilnya.
“ ah, kamu Tina !”
“ tidakkah kamu memperbolehkanku untuk mengendarai sedan
volvo mu yang mewah ini, hanya untuk saat ini saja”.
“ apa yang membuatmu ingin untuk mengendarainya, dulu aku
suruh kamu tak mau, kamu bilang ini bukan milikmu”.
“ aku tak tega, melihat mobil sedan volvomu ini kelak
hancur, jika kamu kini tetap memaksakan untuk membawanya sendiri”.
“ dasar kamu !. kamu tidak tega pada sedanku,tapi kamu tak
mencemaskan aku”.
“ sudahlah, kalian ini, selalu ada saja yang diributkan,
betul yang dibilang Tina, Yas. Biarkan dia yang membawa, aku lihat matamu tak
bisa bertahan lagi”.
“ tenang saja, Yas, aku membawa mobilmu ini tidak gratis,
kalian berdua harus membayarnya”.
“ membayar ?”. Kedua sahabatnya menjawab serentak dan
terkejut.
“ ya, membayarnya”.
“ apa yang terjadi dengan kamu, Tina ?”. Sambar Yasmine
ketus.
“ oke, kamu mau dibayar apa ?”
“ kalian harus berjanji, jangan lakukan hal ini lagi demi
aku, kalian tak pantas bekerja seberat ini”.
“ tidak, Tin, kamu sahabat kami, betulkan, Yas”
“ ya, betul yang dikatakan Rena, apapun akan kami lakukan
demi membantu kamu, karena kita sahabat, ingat kamu itu !”
“ aku tau, tapi kalian harus berjanji, ini adalah
permintaan dari sahabat kalian”
Tanpa dikomando kedua sahabatnya dengan serempak langsung
memeluknya. Setelah itu, Tina langsung mengambil alih posisi Yasmine. Belum
jauh mobil meninggalkan caffe. Kedua sahabatnya yang tak terbiasa kerja berat
tersebut, telah terkapar diatas jok mobil sedan volvo Yasmine yang empuk.
***
Setelah keluar hasil kelulusan, seperti biasa ketiga
sahabat tersebut selalu berkumpul di halaman belakang sekolah untuk melihat
bibit bunga yang kini telah tumbuh dan memiliki batang, walaupun batangnya
belum kokoh dan gampang patah. Namun, ketiga sahabat ini telah mengantisipasi
sebelumnya dengan membuatkan pagar yang sederhana tetapi kuat.
Namun, sebelum menuju halaman belakang Yasmine selalu
menyempatkan diri untuk melihat info terbaru di mading. Memang sudah hampir
genap setahun dia melepas jabatannya sebagai ketua mading, walaupun kini
tak menjabat menjadi ketua mading, dia masih tetap aktif memberi
masukan-masukan demi kemajuan mading sekolah.
Tapi, ini ada info terbaru yang sebelumnya tak pernah
diduga dan memang untuk pertama kali sekolah mereka akan adakan untuk mengisi
acara perpisahan yaitu diadakannya camping
perpisahan yang sederhana. Tidak seperti sebelumnya yang diisi dengan shopping bersama di Macau atau homestay di Eropa. Sebenarnya inilah
yang dahulu sering dikomentari oleh Yasmine . ternyata kini pihak sekolah
mengabulkan permintaannya.
Mengetahui hal itu, Yasmine pun paling semangat dan
langsung menuju halaman belakang. Setibanya disana dia tidak menemukan kedua
sahabatnya. Dia sangat yakin bahwa kedua sahabatnya masih berkutat dengan hobi lama
mereka dan terlupa bahwa kini waktu mereka berkumpul.
Biasanya Rena sering sekali mengisi waktu luang disekolah
dengan mengunjungi perpustakaan sekolah yang super lengkap. Disana biasanya dia
selalu membaca buku yang berhubungan dengan dunia memasak. Bahkan, terkadang
bila ada resep-resep baru yang dibaca, dia akan menyalinnya di buku agendanya.
Dan sesekali bila Omanya tidak dirumah atau dirumah Tina, dia akan
mempraktekannya. Karene Bu Lastri, ibunya Tina juga memiliki hobi yang sama
dengannya dan bisa saling bertukar pikiran.
Berbeda dengan Tina, biasanya dia sering menghabiskan
waktu di sekolah dengan membaca komik yang telah dia pinjam dari pedagang buku asongan.
Biasanya dia membaca komik di bawah paviliun yang berada di lantai paling atas
tepatnya atap sekolah, terkadang dia tertawa-tawa sendiri bila tengah asyik
membaca komik tersebut. menurutnya dengan membaca komik bisa menghilangkan rasa
penatnya terhadap pekerjaan part time
nya.
Tiba-tiba, dibalik keheningan kedua sahabatnya dalam
mengeluti kebiasaan mereka. Telepon gengam mereka bergetar. Menunjukkan sebuah
pesan singkat dari Yasmine.
Dear Rena dan Tina
Hei, kalian berdua, hentikan kebiasaan kalian tersebut. Yang suka nangkring diatap sekolah maupun perpustakaan. Aku menunggu kalian di halaman belakang. Cepat !. Senyumku Yasmine
Hei, kalian berdua, hentikan kebiasaan kalian tersebut. Yang suka nangkring diatap sekolah maupun perpustakaan. Aku menunggu kalian di halaman belakang. Cepat !. Senyumku Yasmine
Setelah
membaca pesan singkat tersebut. Dengan berat hati Tina menghentikan bacaannya
yang sedang di klimaks cerita. Rena yang telah selesai menyalin resep baru ke
agendanya pun kini tengah bergegas menuju halaman belakang.
***
Setiba kedua sahabatnya di halaman belakang, keduanya
menjadi bingung karena tidak menemukan Yasmine yang telah menyuruh mereka
berkumpul. Setelah berusaha mencari Yasmine dan berteriak teriak disekitar
tempat tersebut. tiba-tiba seseorang mengejutkan mereka.
Ternyata Yasmine kembali lagi mengeluarkan ide aneh nya
yang selalu membuat kedua sahabatnya mencemaskannya. Tina yang geram pun
langsung mengepitnya dengan tangannya. Seperti biasa Renalah yang melerai
keributan diantara mereka. Tetapi kali ini, teriakan Rena tiada arti bagi kedua
sahabatnya yang masih sibuk berlari-lari saling mengejar. Rena pun kebingungan
menghentikan mereka. Terpintas olehnya sebuah ide.
Tiba-tiba, Rena pun menangis tanpa sebab, kedua
sahabatnya yang sedang berlari-lari pun terhenti dan tak mengerti. Mereka pun
saling merangkul Rena. Dan bertanya, apa yang telah terjadi padanya. Tetapi,
Rena tetap menangis dan semakin kuat tangisnya. Kedua sahabatnya pun semakin
bingung.
Tiba-tiba di tengah tangisnya dia tersenyum bahkan
tertawa-tawa sampai terbahak-bahak. Kedua sahabat tersebut pun semakin bingung.
“ kalian tertipu”
“ dasar ratu drama, ternyata kamu berakting !”. Jawab Yasmine ketus
“ aku kira ada yang mengganggumu, aku telah persiapkan
tinju mautku untuknya”.
Setelah mendengar ucapan Tina, kedua sahabatnya pun
langsung tertawa. Yasmine yang mendengar pun tidak mampu lagi menahan tawanya
sambil terpingkal-pingkal dan memengangi perutnya. Wajah Tina pun terlihat
memerah karena malu. Rena hanya memberi kedua jempol yang diiringi oleh Yasmine.
“ ya sudah lah, sebenarnya apa yang ingin kamu
katakan,Yas”. Jawab Tina sambil mengalihkan pembicaraan. Tetapi semu merah
dipipinya yang putih masih terlihat jelas.
“ pandai sekali kamu mengalihkan pembicaraan, Tin”.
Jawabnya sambil menahan tawa.
“sudahlah, Yas, tidak baik tertawa terlalu lama”. Jawab
Rena.
“ ada dua hal yang ingin aku sampaikan”.
“ apa itu ?”
“ pertama, aku ingin kita membuat sebuah surat yang
berisikan keinginan kita, terserah apa saja keinginan kalian, lalu kita tanam
di bawah pohon tepat satu meter disamping bunga ini”.
“ ide apa lagi itu, Yas, makin hari kamu makin aneh !”.
“ biarkan saja, kamu mau atau tidak ?”
“ aduh, kalian berdua ini kelahi terus, ya sudah, apa
salahnya kalau kita lakukan yang dikatakan Yasmine”.
“ dengar kamu, Tin. Kamu ini selalu sewot sama aku”.
“ bukan aku sewot, tapi untuk apa, dari mana kamu dapat
ide seperti ini ?”.
“ ah, kamu ini. Kalau kamu tidak mau, ya sudah tidak
usah saja”.
“ Yas, kamu ini begitu saja sudah mengambek. Kamu itu
dari dulu ya, enggak pernah berubah, masih saja suka ngambekan !”.
“ jadi, mau ikutan atau tidak ?”.
“ ya... ide konyolmu yang mana sich, aku tidak pernah
ikut ?”
“ begitu dong, baru sahabatku”.
Setelah beberapa saat menulis surat, ketiga sahabat
tersebut mengumpulkan surat mereka dan digabungkan menjadi satu. Lalu yasmine
memasukan surat tersebut kedalam botol. Dan menggali tanah yang tidak terlalu dalam namun tak mudah terbongkar.
“ setelah beberapa tahun kemudian kita bertiga harus
kembali ke tempat ini, untuk membuka botol tersebut. dan saling membaca isi
surat sahabatnya, bagaimana, setuju ?”.
Kembali kedua sahabatnya menggangguk.
“ jadi, apa lagi ide konyolmu yang kedua, wahai
sahabatku”. Kemudian Tina kembali bertanya dengan logat bicara yang membuat
kedua sahabatnya tertawa kembali.
“ kamu itu berbakat jadi pelawak ya, Tin”. Jawab Yasmine
meledek.
“ apa Yas, yang kedua, kok aku jadi penasaran ?”
“ yang kedua adalah berita menarik, tadi sebelum ke
halaman belakang, aku berhenti di mading, setelah aku baca, ada pengumuman menarik
disana”.
“ belum tentu menurutmu menarik, menurutku menarik juga”.
Sanggah Tina yang masih ketus.
“ apa itu, Yas”.
“ sekolah kita akan mengadakan, camping perpisahan”.
“ wah , itu bukannya idemu yang sempat kamu tulis di
artkel mading, kalau tidak salah tahun lalu kan ?”.
“yap, makanya aku ingin kita pergi”.
“ wah, aku sepertinya tidak bisa, Yas, bos memintaku
kerja”.
“ tentang bosmu, bisa aku atur, apa kamu lupa siapa
aku?”. Jawab Yasmine sambil memasang wajah sombong yang dibuat.
“tapi, aku kasihan dengan bosku, dia sudah tua, dan para
pelayan sebagian besar, banyak yang mengambil cuti pada liburan ini”.
“itu, bisa aku atur”
“ tapi aku tidak bisa merepotkanmu, Yas”
“ sudah lah, bagiku itu tak merepotkanku kok, Tin. Yang terpenting kamu
ingin pergikan , kumohon biarkan aku membantumu !”.
Tina tak bisa menolak permintaan Yasmine, dan hanya
membalas dengan anggukan. Tetapi, ada yang aneh. Selama perdebatan antara
Yasmine dan Tina, yang membicarakan camping
tersebut, Rena hanya banyak diam dan tak berkomentar seperti biasanya.
Yasmine pun sebagai komando yang mengajak pun mulai angkat bicara.
“ kenapa kamu diam saja, Ren, tak seperti biasanya”.
“ betul, yang dikatakan Yasmine, Ren, kenapa lagi kamu ?”
“ maafkan aku”
“ untuk apa ?”. Sanggah Yasmine.
“ aku tidak bisa”
“ kenapa ?”. Kini Tina pun ikut bicara.
“ sebenarnya, aku berencana mengisi waktu libur sebelum
kuliah dengan mengikuti kursus di Itali”.
“ hah, Itali?”. Jawab kedua sahabatnya serempak.
“ bagaiman bisa, Ren, nanti Omamu bagaimana?”
“ aku punya sepupu di Itali, dia sudah mendaftarkanku di
salah satu tempat kursus memasak yang terkenal di kota Itali. Tentang Omaku,
aku akan bilang, aku ingin mengunjungi sepupuku karena kami telah lama tidak
bertemu”.
“ gila kamu,Ren!. Nekat sekali kamu !”. Jawab Tina yang tak
pernah berbohong pada ibunya.
“ tapi, aku sangat ingin mengikuti kursus tersebut”.
“ jadi, kamu tak bisa ikut, Ren ?”. Tanya Yasmine dengan
suara yang mengecil.
“ maafkan aku, Yas, tapi kamu tau ini mimpiku”.
Tina hanya mengangguk. Terlihat dari wajahnya sebuah
kekecewaan. Seketika itu juga dia ingin pulang. Dan Yasmine hanya terdiam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.