Awal yang Indah
Yasmine Wilson, adalah penerus tunggal salah satu
perusahaan terkemuka di Asia tenggara. Semua murid di sekolah mengenalnya, dia
hidup penuh dengan kemewahan dan harta yang berlimpah, selain itu dia memiliki
paras yang cantik, dan otak yang cerdas, serta memiliki sahabat yang selalu ada
bersamanya. Kehidupan Yasmine hampir mendekati sempurna. Namun, tidak untuk
kebahagian keluarga. Yasmine hanya mempunyai ibu, dan
ibunya pun tidak ada waktu untuk menemaninya. Selalu sibuk dengan kolega-kolega bisnisnya. Alhasil, Yasmine belia pun tak pernah mau menuruti perintah ibunya dan sangat suka berhura-hura dan menghamburkan uang ibunya. Bagi Yasmine sejak kecil hidupnya adalah sahabatnya. Yaitu Rena dan Tina. Kedua sahabatnya tersebut memiliki karakter yang berbeda. Tetapi, mereka tetap bisa bersama.
ibunya pun tidak ada waktu untuk menemaninya. Selalu sibuk dengan kolega-kolega bisnisnya. Alhasil, Yasmine belia pun tak pernah mau menuruti perintah ibunya dan sangat suka berhura-hura dan menghamburkan uang ibunya. Bagi Yasmine sejak kecil hidupnya adalah sahabatnya. Yaitu Rena dan Tina. Kedua sahabatnya tersebut memiliki karakter yang berbeda. Tetapi, mereka tetap bisa bersama.
Rena Adisya Winata, berasal dari keluarga konglomerat
kaya. Namun, tidak sekaya Yasmine. Rena merupakan pribadi yang menarik, ramah
suka tersenyum dan cerdas otaknya. Orang tuanya telah tiada. Dia hidup bersama
dengan Omanya , yang sangat menyayanginya. Namun, sangat Over Protecting, sehingga Rena sering terkekang dengan
peraturan-peraturan yang dibuat oleh Omanya, dari yang tidak boleh terlambat
minum susu sampai dengan pergaulan bebas.
Tina Suriani, dialah yang memiliki nama paling sederhana
diantara persahabatan mereka bertiga. Dia berasal dari keluarga menengah
kebawah. Namun dia memiliki otak yang cerdas dan selalu berhasil mendapatkan
beasiswa setiap tahunnya. Dia hidup penuh dengan kesederhanaan. Ayahnya hanya
seorang pensiunan pegawai negri rendahan, dan ibunya hanya buruh cuci baju yang
tidak tetap. Tina berbeda dengan dua sahabatnya, yang merupakan putri tunggal,
sedangkan ia memiliki 2 orang adik yang masih kecil. Diantara Persahabatan mereka bertiga
Tinalah hidup yang paling susah, bahkan untuk mendapatkan uang saku lebih,
Tina selalu bekerja Part time.
Walaupun memiliki dua sahabat yang kaya, Tina tak pernah meminta dan selalu
menjaga harga dirinya. Walaupun mengalami kesulitan ekonomi Tina merupakan
pribadi yang tegar dan selalu berusaha tersenyum menjalani hari-harinya.
***
Persahabatan mereka berawal dari sebuah peristiwa. Ketika
itu matahari pagi sedang bersinar cerah dan hawa udara pun sangat bersahabat.
Yasmine kecil pun sedang berlarian di balkon rumahnya
yang luas, lalu mengendap-endap di balik perabot antik koleksian ibunya yang
berasal dari berbagai negara. Namun Yasmine kecil yang lugu pun tidak menyadari
bahwa tangannya telah menyengol Vas bunga kesayangan ibunya. Lalu vas tersebut
terjatuh, dan Yasmine hampir ketahuan dan berlari sekencang tenaganya hingga
gerbang luar rumahnya. Dia terus berlari, sehingga dua satpam , dua baby suster , dan tiga pembantunya
kewalahan mencarinya. Ketika ibu Yasmine sedang ada meeting dengan kolega bisnisnya dari Itali untuk pembukaan cabang
perusahaannya. Seluruh penjaga Yasmine sangat kebingungan dan putus asa
sehingga menelpon polisi untuk mencarinya. Sementara itu, Yasmine kecil yang
nakal sedang tertawa-tawa sambil memegang perutnya, melihat para penjaganya
ketakutan dari balik pagar yang di penuhi rerumputan.
Disanalah Yasmin bertemu dengan Tina yang sedang
mencari-cari botol air mineral bekas. Lalu tawanya pun berhenti, dia pun merasa
penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh anak sebaya dengannya. Lalu dia
bertanya kepada anak itu, dan anak itu hanya mengatakan bahwa yang ia lakukan
adalah untuk mencari uang. Yasmine pun langsung mengeluarkan pendapatnya bahwa
anak kecil tidak boleh mencari uang, karena menurutnya telah ada orang tua yang
mencari uang. Namun anak kecil itu pun berusaha menjawab pertanyaan Yasmine dan
mengatakan bahwa tidak semua orang seperti dia, dan menjelaskan berbagai hal.
Ketika itulah mereka saling berkenalan. Dan akhirnya Yasmine tau bahwa anak itu
bernama Tina, itulah sahabat pertama dalam hidupnya.
Setelah lama bercerita, mereka akhirnya pergi berkeliling
kompleks dan mereka terhenti di sebuah rumah, dan melihat seorang anak yang
sebaya dengan mereka sambil memeluk boneka dan bercerita dengan bonekanya.
Yasmine kecil yang selalu ingin tahu pun langsung masuk ke pekarangan rumah
itu, dan mendekati anak itu. Lalu dia bertanya mengapa anak itu bercerita
dengan bonekanya. Dan anak itu menjawab bahwa ia baru kehilangan orangtuanya
dan Omanya yang melarangnya untuk bermain keluar, sehingga dia tidak punya teman
bermain dan bercerita sendiri dengan bonekanya yang dia anggap temannya. ketika
itu juga Tina menyodorkan tangannya dan menjabat tangan anak itu. Namun, anak
itu menolak dan mengatakan bahwa Omanya akan marah bila mengetahui dia bersalaman
dengan anak yang tangannya kotor, karena Omanya menyuruh dia selalu bersih.
Setelah mendengar penjelasan anak itu, Yasmine pun tertawa dan mengatakan bahwa
Oma anak itu sangat cerewet dan suka mengatur, tawanya pun semakin deras diikuti
oleh Tina. Namun, seketika tawa mereka terhenti karena orang yang mereka
tertawakan itu muncul dari balik pintu dan memasang wajah melotot sehingga
mereka ketakutan dan berlari terbirit-birit , sehingga botol-botol air mineral
bekas yang telah dikumpulkan oleh Tina pun berjatuhan.
Ketika mereka berlari-lari tanpa sadarkan diri, mereka
hampir tertabrak oleh sebuah mobil dan untungnya mobil itu bisa terhenti,
pemilik mobil itu langsung membuka jendela. Dan ternyata, orang yang hampir
menambrak mereka adalah ibunya Yasmine. Dan Yasmine kecil pun sangat terkejut
dan hanya bisa terdiam, ketika ibunya memaksa dia untuk naik keatas
mobil.Setiba dirumah, Yasmine pun dimarahi oleh ibunya dan mengurungnya di
kamar. Yasmine hanya bisa menangis tersedu-sedu di kamar dan tidak mengerti ,
mengapa ibunya memerahinya.
Keesokan harinya, seperti biasa ibunya Yasmine telah
berangkat kerja sebelum Yasmine bangun. Dan Yasmine kecil pun berusaha untuk
kabur kembali. Namun penjagaan sudah semakin di perketat dan Yasmin pun
mempunyai seorang pengasuh pribadi. Namanya Sharon, dia keturunan indo-Belanda,
bahasa indonesia masih menggunakan intonasi Belanda yang sangat kental. Mulai
hari itu, Sharon selalu menemani Yasmine dan mungkin menggantikan peran ibunya
di rumah dan hari itu juga ibunya Yasmine semakin sibuk dan tidak setiap hari
di rumah bahkan lebih sering berada di luar negri untuk mengurus perusahaannya
yang kian meluas dan saham keluarganya pun meningkat. Dan senyum lucu di pipi
mungil Yasmine pun mulai memudar dan jarang sekali Yasmine berbuat keonaran di
rumah dan sering diam di rumah. Melihat tingkah Yasmine yang seperti itu Sharon
pun membawa Yasmine ke dokter psikologi, dan dokter itu mengatakan bahwa hal
ini terhadi karena Yasmin tertekan jiwanya dan sedikit stress. Sharon menyadari hal ini terjadi, karena ibunya Yasmin yang
jarang di rumah dan penjagaan dirumah yang terlalu ketat.
Mulai dari hari itu Sharon berusaha membuat senyum
Yasmine kembali dengan memanggil Tina untuk datang kerumah dan bermain bersama
dengan Yasmine, dan membujuk Omanya Rena untuk memperbolehkan cucunya bermain
dengan Yasmine. Akhirnya, dengan segala pertimbangan Omanya , Rena
diperbolehkan bermain dengan Yasmine. Namun, selalu ada aturan bagi Omanya Rena
yang membuat Sharon hanya bisa tersenyum simpul menyikapinya. Tidak hanya
senyum di pipi Yasmine yang ada. Namun, di pipi mereka bertiga .
Semenjak hari itulah Yasmine, Rena dan Tina bersahabat
dan selalu melewati hari-hari bersama hingga kini mereka telah belia dan duduk
di bangku SMA.
***
Mereka bertiga sangat terkenal dengan kecerdasan,
bagaimana tidak hampir setiap sudut, pengumuman juara umum dan nilai
tertinggi di sekolah, merekalah yang
menempatinya dan selalu bergantian setiap semesternya. Selain itu,
mereka juga terkenal dengan kecantikannya. Namun, mereka mempunyai minat yang
berbeda di ekskul. Yasmine lebih suka
bermain komputer dan sangat jago dalam bidang tecnology and comunication, dan bercita-cita menjadi hacker , karena menurutnya dengan
menjadi hacker yang handal ,dia bisa
mengacaukan bisnis ibunya dan membuat ibunya marah.
Namun, berbeda dengan Rena yang lebih memilih ekskul tataboga, karena menurutnya
dengan memasak bisa menimbulkan sebuah rasa kebahagian tersendiri baginya.
Walaupun Omanya sering melarangnya memasak dan sangat tidak menyetujui hobinya
tersebut, Rena selalu berusah mengembangkan hobinya dengan diam-diam. Dan kedua
sahabatnyalah yang biasa membantunya menyalurkan hobinya tersebut.
Dan berbeda dengan Tina, dia lebih memilh ekskul bela diri, yang sangat sesuai
dengan karakternya yang mandiri dan tidak mudah menyerah pada kehidupannya.
Walaupun banyak perbedaan , tetapi mereka tetap bersatu
dan bisa menjalani hari-hari bersama.
***
Setiap pagi, inilah ritual yang mereka lakukan. Yasmine
seperti biasanya selalu berusaha membawa kabur sedan volvo yang biasanya dibawa
Sharon untuk mengantarnya, tapi jarang sekali berhasil. Namun, di pagi yang
cerah ini Yasmine telah memasukkan obat pencuci perut di teh hijau bule
Indo-Belanda itu, akhirnya berhasil membawa sedan volvo itu dan memacunya
dengan kecepatan tinggi, karena itu merupakan kesempatan langka baginya.
Lainhal dengan Rena, paginya selalu di habiskan dengan
bersantap pagi sambil mendengar ceramah Omanya yang tak kunjung selesai, dan
untunglah pagi ini cepat berakhir, karena klakson mobil itu telah berbunyi
berarti sahabatnya telah menjemputnya. Tanpa di komando pun Rena langsung
berdiri dan lagi-lagi nenek tua itu memanggilnya, karena Rena hampir lupa
mencium pipinya sebelum berangkat sekolah. Yasmine yang melihatnya hanya
tertawa sambil memengang perutnya.
Berbeda dengan Tina, sebelum berangkat sekolah dia
membantu ibunya mengambil kain-kain dari tetangga untuk dicuci oleh ibunya. Dan
bila masih ada waktu, maka dia akan membantu menjemur pakaian. Apabila jam
telah menunjukkan pukul 06.45 wib, maka Tina akan menunggu di perempatan jalan
untuk pergi bersama-sama.
Setiba di sekolah selalu saja, ada yang memberikan bunga
untuk Yasmine dan menantinya di parkiran. Dan dengan cepat Tina yang agak
sedikit tomboi langsung mengacungkan tinjunya, lalu anak-anak lelaki yang
menanti Yasmine tadi langsung menyingkir dari hadapan mereka. Tidak lupa Rena
selalu menebarkan senyumnya dengan ramah ke semua orang yang dia jumpai pada
pagi ini. Karena Rena memang terkenal ramah dan mudah tersenyum kepada semua
orang, tanpa mengenal mereka sekalipun.
Pagi yang indah pun telah mereka lalui bersama-sama dengan penuh kebahagian. Dan ada satu hal lagi dari ritual pagi mereka, yaitu
berkumpul di sebuah pohon di belakang sekolah yang merupakan tempat berkumpul
mereka, tapi pagi ini mereka kesana bukan untuk berkumpul melainkan untuk
melihat bunga yang mereka tanam sebulan lalu yang sudah mulai tumbuh. Dan menyiram
bunga itu setiap pagi. Sebenarnya Pak Tukimin telah menawarkan diri untuk
membantu menyiram bunga itu, tetapi Yasmine menolaknya karena menurutnya bunga
itu sangat berarti bagi persahabatannya dan merupakan hadiah dari seseorang
yang telah mengajarkan mereka, indahnya sebuah kebaikan.
***
Tepat sebulan sebelumnya, ketika itu Yasmine sangat sedih
karena ibunya membatalkan janji makan malam bersama Yasmine. Hal ini
dikarenakan ibunya secara mendadak harus segera menemui kolega bisnisnya yang
sangat penting dan membatalkan acara makan malam yang telah lama direncanakan oleh
Yasmine. Setelah mengetahui hal itu, Yasmine pun bersedih dan tak bisa
membendung amarahnya kepada ibunya. Seperti biasa dia langsung mengambil uang
di seluruh ATM yang dia miliki, dan mengambil sampai total maksimal uang yang
bisa di ambil dan memasukkannya kedalam sebuah plastik. Lalu dia memacu sedan
volvonya menuju pemukiman kumuh dan menghambur-hamburkan uangnya, dan dengan
itu dia merasa bahagia. Karena menurutnya dengan hal itu dia bisa membuang uang
ibunya. Namun, setelah melakukan hal itu, dia langsung masuk ke sedan volvonya
tanpa menghiraukan ucapan terimakasih dari pengemis-pengemis yang menerima
uangnya, dan menangis didalam mobilnya. Tidak lama kemudian ada seseorang
mengetuk jendela mobil Yasmine, namun Yasminetidak menghiraukannya. Dan
menggelengkan kepalanya seolah-olah memberi isayarat bahwa uang yang dia bawa
telah habis , Yasmine mengira nenek tua itu ingin meminta uang karena tidak
kebagian. Namun, nenek tua itu terus mengetuk jendela mobil Yasmine, sehingga
membuatnya sangat kesal dan membuka jendela mobilnya. Lalu nenek tua itu
langsung memberi sebuah bungkusan dan berkata bahwa Yasmine akan mendapatkan
kebahagiannya dengan menerima bungkusan darinya. Namun, Yasmine tidak percaya
dan menutup jendela mobilnya kembali tanpa mengambil bungkusan dari nenek
tersebut. Lalu, Yasmine mengengas sedan volvonya dam meninggalkan nenek tua itu
tanpa menghiraukannya.
Setiba di rumahnya, Yasmine langsung tidur. Didalam
mimpinya dia bertemu kembali dengan nenek tua tersebut, dan nenek tua itu
mengatakan bahwa dia akan menyesal bila tidak menerima bungkusan itu. Setelah
itu, dia langsung terbangun dari mimpinya dan berusaha tidur kembali , tetapi
dia tidak bisa memejamkan matanya hingga adzan subuh berkumandang.
Ketika berada di kantin sekolah Yasmine langsung
menceritakan kejadian tadi malam dan mimipinya. Tina hanya bisa mengelus dada
setelah mendengar kebiasaan buruk Yasmine yang tidak pernah berubah dari sejak
dia mengenal uang. Rena hanya mengaduk-ngaduk lemon tea yang dipesannya.
Yasmine pun bingung dan memaksa sahabatnya untuk memikirkan jalan keluarnya.
Ketika ditanya kembali Rena hanya bingung dan mengatakan bahwa dia akan
menanyakan kepada Omanya terlebih dahulu, sedangkan Tina hanya mengangkat bahu
sambil menggelengkan kepala.
Yasmine pun lama bermenung dan sekali-kali menggelengkan
kepalanya. Dia terus berpikir kepada siapa dia sebaiknya bercerita. Setelah
menimbang-nimbang, bila dia bercerita kepada Sharon, mana mungkin bule
Indo-Belanda itu mengerti hal ini. Dan bila dia bertanya kepada Omanya Rena,
adanya dia pasti akan disangka kualat dan tentunya tidak lupa ceramah
panjangnya, yang mungkin membuatnya mengantuk sebelum mendapatkan inti dari
ceramahnya. Terpintas di otaknya sejenak untuk bercerita kepada Bu Lastri,
ibunya Tina. Karena menurutnya hanya dengan ibunya Tinalah dia bisa berbagi
pendapat.
***
Setelah jam pelajaran terakhir berakhir, Yasmine
mengatakan idenya tadi kepada Tina untuk menemui ibunya. Tina pun mengatakan
bahwa dia tidak bisa menemani Yasmine untuk menemui ibunya, karena siang ini
dia ada kerja tambahan di caffe
tempat dimana dia bekerja part time.
Akhirnya Yasmine memutuskan untuk pergi sendiri menemui ibunya Tina.
Setiba di rumah Tina, Yasmine mengetuk pintu berulang
kali. Namun, tidak ada jawaban dari dalam. Sehingga Yasmine pun langsung bisa
menebak bahwa Bu Lastri belum pulang dari pasar, karena menurut Tina pada hari
ini merupakan jadwal ibunya untuk pergi ke pasar. Sehingga dia pun langsung
tersenyum kecil dan tanpa canggung langsung mengambil kunci di sela-sela pot
bunga yang berada di teras rumah Tina yang sederhana. Karena sejak dulu keluarga Tina telah
menganggap Yasmine seperti anaknya dan memberitahu dimana letak kunci pintu.
Setelah beberapa lama menunggu akhirnya Bu Lastri pun
tiba di rumah dan agak sedikit terkejut menemukan pintu rumahnya telah
terbuka, mencari-cari siapa yang telah
membuka pintu rumahnya dan langsung dia memerhatikan kunci yang masih terpasang
di ganggang pintu. Dengan tersenyum kecil sambil menggeleng-ngelengkan
kepalanya Bu Lastri dengan mudah menebaknya, bahwa hanya satu orang yang biasa
menggunakan kunci itu.
“ hei .. anak nakal, keluarlah. Ibu sudah tau, pasti kamu
yang datang”. Bu Lastri telah menggap Yasmine seperti anaknya sendiri dan memperbolehkannya
memangilnya dengan sebutan ibu. Tiba-tiba Yasmine pun langsung mengejutkan Bu
Lastri, hal ini memang telah diduga oleh Bu Lastri, karena dia telah mengetahui
sifat Yasmine yang sedikit jahil.
Hal ini telah diketahui oleh Bu Lastri sejak Yasmine
kecil masih berkepang dua menangis terisak-isak di sebuah taman ketika sedang
bermain dengan anaknya, dia mendapati Yasmine yang sedang bersedih karena
ibunya tidak bisa menemaninya bermain. Semenjak hari itulah Bu Lastri
memperbolehkan Yasmine memanggilnya ibu. Dan rasa sedih Yasmine pun sedikit
terobati dengan adanya seseorang yang bisa memberikannya kasih sayang. Sehingga
bila Yasmine ada masalah, dia selalu datang ke rumah Tina dan bercerita dengan
Bu Lastri.
“ada apa ? kenapa kamu datang sekarang, bukannya hari ini
jadwal ekskul apa itu ? ibu lupa, yang kamu suka itu lho ?” dengan penuh senyum
Bu Lastri menanyakannya. “Oh.. ekskul komputer bu, hari ini Yas bolos bu. Ada
sesuatu yang ingin Yas ceritakan”. Dengan sedikit terkejut Bu Lastri mendengarnya
.
Setelah selesai menceritakan seluruh peristiwa yang
terjadi tadi malam Bu Lastri menitikkan air matanya , mengetahui Yasmine
menangis karena ibunya yang terlalu sibuk dan tak menghiraukan putrinya yang
sangat membutuhkan perhatiannya. Namun, Bu Lastri berusaha menutupi sedihnya
dan malah tersenyum sambil berkata bahwa Yasmine harus merubah hobinya yang
buruk itu, dan jika dia memang ingin
membuang uang ibunya lebih baik dia sumbangkan ke panti-panti asuhan atau yayasan
amal lainnya. Mendengar perkataan Bu Lastri, Yasmine pun langsung tertawa dan
mengatakan bahwa ide Bu Lastri itu sedikit aneh, dan mengatakan bahwa itu bukan
lagi membuang uang melainkan bersedekah.
Bu Lastri hanya bisa tersenyum simpul mendengar perkataan
Yasmine yang semakin hari semakin bijak, sejak dia mengenal Yasmine dia telah
melihat bahwa Yasmine adalah anak yang bijak dan tegar walaupun dia sangat
manja. Setelah mendengar celotehan Yasmine yang bagaikan murai berkicau, hati
Bu Lastri pun sedikit senang karena apabila Yasmine telah berkicau seperti itu,
dia telah melupakan kesedihannya kepada ibunya.
Selain itu, Bu Lastri menyuruh Yasmine untuk mencari
nenek tua itu, karena menurutnya tidak baik menolak pemberian orang yang ingi
bernuat baik kepada kita. Dan penolakan Yasmine itu bisa membuat nenek tua itu
kecewa dan mungkin sedih. Serta Bu Lastri juga mengatakan tentang mimpi Yasmine
bertemu dengan nenek tua itu, mungkin rasa bersalah Yasmine karena tidak
menerima pemberian nenek itu.
Setelah mendengar penjelasan Bu Lastri, Yasmine pun
langsung menuruti perintah Bu Lastri untuk mencari nenek tua itu. Dari dulu
Yasmine selalu mengiyakan dan menuruti perkataan Bu Lastri dari pada perkataan
ibunya sendiri.
***
Keesokan harinya, Yasmine mengajak kedua sahabatnya untuk
mencari nenek tua yang pernah menemuinya. setiba di pemukiman kumuh itu, dia
langsung menghentikan sedan volvo kesayangannya. Dan ketiga sahabat itu di
bawah komando Yasmine untuk berpencar di sekitar pemukiman kumuh itu, untuk
mencari nenek tua.
Setiba disana Rena dan Tina masing-masing membawa
nenek-nenek tua menemui Yasmine, namun tidak ada satu pun dari nenek tua yang
di bawa oleh kedua sahabatnya itu yang merupakan nenek tua yang menemuinya pada
malam itu. Ketiga sahabat itu pun mulai putus asa untuk mencari nenek tua itu.
Karena hari telah sore , Yasmine memutuskan untuk mencarinya kembali pada hari
berikutnya. Selain itu, Rena juga memutuskan pada keesokan harinya mereka
kesana sebaiknya membawakan makan siang gratis, karena menurut Omanya bila
ingin mendapatkan sesuatu terlebih dahulu kita harus berbuat baik, supaya kita
dimudahkan untuk mendapatkan yang kita inginkan. Tina hanya tersenyum simpul
mendengar perkataaan bijak Rena, walaupun mengulang kembali kata-kata Omanya.
Dan Yasmine pun kembali tertawa terbahak-bahak , bila mendengar Rena mengulang
kata-kata Omanya dengan menggunakan logat khas keraton Omanya.
Pada hari berikutnya, ketiga sahabat itu berkeliling
kembali di sekitar pemukiman kumuh itu sambil membawakan makan siang gratis
untuk orang-orang di sekitar pemukiman kumuh itu. Dan seorang lelaki bertanya
kepada mereka bertiga, tentang apa yang mereka cari di pemukiman kumuh ini,
lalu mereka menjelaskan bahwa mereka sedang mencari seorang nenek tua dan
Yasmine menceritakan ciri-ciri nenek tua itu kepada lelaki tersebut. ternyata
lelaki itu mengenal nenek tua yang dicirikan oleh Yasmine, lalu membawa mereka
ke sebuah rumah kardus yang reot. Mereka memang belum sampai sejauh ini
berkeliling pemukiman kumuh tersebut. dan tidak mengira di balik semak-semak
ini masih ada rumah.
Setelah masuk kedalam rumah tersebut, Yasmine pun
langsung menitikkan air matanya, untuk pertama kalinya dia menitikkan air mata
untuk orang lain selain ibunya. Dia sangat sedih melihat nenek tua itu, yang
sedang terbaring lemah di atas lantai tanah yang hanya beralaskan kardus bekas,
dan Yasmine langsung menghampirinya dan berkata lirih . “ nek, maafkan aku. Aku
kemarin sangat sedih, jadi aku tidak bisa menerima bungkusanmu. Tapi, sekarang
aku ingin mengambil bungkusan itu”. Dan nenek tua itu pun langsung
perlahan-lahan membuka matanya yang sedikit kabur, sambil mengerak-gerakkan
tangannya seperti sedang mencari sesuatu, dan memang nenek tua tersebut sedang
mencari bungkusan yang ingin dia berikan pada malam itu, lalu dia menyerahkan bungkusan tersebut
kepada Yasmine , “ ambillah ini, dan tanam . aku yakin kamu akan bahagia dengan
melihat tumbuhan ini bila kelak bunganya mekar”. Yasmine hanya menitikkan air
mata sambil mengangguk. Nenek tua itu pun kembali berkata , “ aku sering
melihatmu menangis setelah memberikan uang yang banyak kepada kami ? aku tidak
tahu, kenapa kamu menangis ? kamu berbeda dengan orang lain, biasanya orang
lain setelah memberikan uangnya, dia akan tersenyum. Tetapi , kamu menangis.
Sebuah pemilik bunga memberikan bibit ini kepadaku, katanya bila bunga ini
mekar akan membuat orang bahagia. Aku memberikannya padamu”. Yasmine pun
lagi-lagi mengeleng dan bertanya kepada nenek tua itu, “ kenapa kamu berikan
ini padaku ? aku bukan cucumu ?”. Dengan terbata-bata nenek tua itu menjawab
sambil menahan rasa sesak di dadanya , “ aku ingin melihat kamu tersenyum ,
kamu anak baik”. Ternyata itu, merupakan kata-kata terakhir yang bisa di
ucapkan dari nenek tua itu.
Rena dan Tina pun langsung memeluk Yasmine dari belakang
dan merangkul sahabatnya. Menagislah ketiga sahabat tersebut untuk seseorang
yang tak begitu mereka kenal, namun telah mengajari mereka tentang indahnya
sebuah kebaikan.
Semenjak itulah, mereka bertekad akan memelihara dan
menanam bunga tersebut tanpa bantuan orang lain, serta kelak menjadikan bunga
tersebut sebagai simbol persahabatan mereka sampai mereka menjadi nenek tua
seperti nenek tua yang telah memberikan bibit bunga tersebut hingga mereka
menutup mata. Mereka memilih menanamnya di bawah pohon yang berada di halaman
belakang sekolah mereka.
***
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.